"DAN KETIKA ANAK DOMBA ITU MEMBUKA METERAI YANG
KETUJUH, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam
lamanya" (Wahyu 8:1). .
Ini mungkin saat terbaik untuk menelaah
kembali Wahyu 4-7 dan secara singkat memikirkan tentang implikasinya terhadap
gambaran keseluruhan.
Pasal 4—Di sini kita memperoleh uraian secara umum
tentang ruang takhta surgawi tanpa satu titik waktu tertentu dalam benak kita.
Pasal 5—Adegan beralih pada suatu peristiwa penting.
Suatu krisis terjadi di surga saat Anak Domba yang telah disembelih terbukti
layak untuk membuka gulungan kitab beserta meterai-meterainya.
Pasal 6—Tujuh peristiwa selanjutnya, masing-masing
berhubungan dengan dibukanya ketujuh meterai, ditutup dengan puncak peristiwa
sejarah bumi dalam meterai keenam dan ketujuh.
Pasal 7—Dua kelompok yang menyaksikannya mengajukan
jawaban atas pertanyaan dalam Wahyu 6:17, "Siapakah yang sanggup
bertahan?"
Interpretasi terbaik pasal-pasal ini ada dalam Wahyu
3:21. Pasal itu berisikan intisari Wahyu 4-7. Ayat 21 menyinggung tentang
takhta Bapa (Why 4), Yesus bersama-sama Bapa-Nya di atas takhta-Nya (Why 5},
dan umat-Nya berkumpul bersama-sama Yesus takhta (Why. 7:15-17), Allah
memberikan janji yang luar biasa ini kepada semua yang "menang."
Berbicara tentang itulah Wahyu 6—pergumulan umat Allah untuk menang dari waktu
ke waktu yang dimulai sejak zaman penyaliban hingga Kedatangan yang kedua kali.
Duduk bersama Yesus di takhta-Nya menyiratkan
kekuasaan, namun ada gambaran yang jauh lebih mencengangkan daripada itu. Itu
juga tentang bersama-sama di atas takhta!
Walaupun keluarga saya telah memutuskan hidup tanpa
siaran televisi, sesekali kami menikmati video. Di ruang tamu kami ada sofa
serta bangku panjang yang dapat menampung semua sahabat dan anggota keluarga.
Saya senang sekali duduk bersama istri di sofa dan menonton video bersama-sama.
Perasaan berbagi pengalaman bersama-sama dan bersentuhan dapat mempererat
ikatan di antara kami. Namun istri saya punya keinginan yang aneh (menurut
saya). Sering dia ingin agar kami duduk berdempetan di bangku panjang itu. Kami
sungguh sangat dekat. Walau otot saya kesemutan dan peredaran darah rasanya
terputus, efeknya bagi hubungan kami sangat bagus!
Saya
melihat gambaran seperti itu di dalam Wahyu 3:21. Yesus bukan hanya menawarkan
kepada kita tempat yang penting, tetapi menawarkan hubungan yang benar-benar
erat dan tidak ada akhirnya. Pribadi terbesar di alam semesta ini ingin
meluangkan saat-saat yang sungguh intim bersama saya di Tempat-Nya. Itu membuat
saya begitu ingin "menang," lebih dari apa pun, motivasi untuk seumur
hidup!
Tuhan, aku takjub pada
janji-Mu yang mengagumkan kepada kami. Aku akan memercayai Engkau yang
membukakan jalan bagiku ke takhta-Mu!
No comments:
Post a Comment