Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

Minggu, 2 Juni 2013


"Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, MAKA SUNYI SENYAPLAH DI SORGA, KIRA-KIRA SETENGAH JAM LA­MANYA.... Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia PERGI BER­DIRI DEKAT MEZBAH DENGAN SEBUAH PEDUPAAN EMAS. DAN KEPADANYA DIBERIKAN BANYAK KEMENYAN untuk di­persembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.... Lalu MALAIKAT ITU MENGAM­BIL PEDUPAAN ITU, MENGISINYA DENGAN API DARI MEZBAH, DAN MELEMPARKANNYA KE BUMI. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi. Dan KETUJUH MALAIKAT YANG MEMEGANG KETUJUH SANGKAKALA ITU bersiap-siap untuk meni­up sangkakala' (Wahyu 8:1-6).
Hari itu adalah pagi hari seperti biasanya di Bait Suci di Yerusalem, ku­rang lebih pada zaman Yesus hidup. Para imam sedang tidur di kamar-kamar di kamar atas yang ditopang tiang-tiang penopang atap yang mengelilingi pe­lataran luar Bait Allah. Tidak lama setelah ayam berkokok, yang bertugas hari itu mengetuk pintu-pintu. Lalu dia membagi tugas pada upacara harian itu.
Pada tengah hari, mereka menggiring seekor domba ke pelataran. Semen­tara seorang imam bersiap menyembelih domba tersebut, imam yang lain memasuki Bait Suci untuk membersihkan abu mezbah ukupan dan menyala­kan kandil di bilik kudus (Why. 1:12-16). Dibukanya pintu utama menuju ke dalam Bait Suci (Why. 4:1) merupakan pertanda untuk menyembelih domba (Why. 5:6-10). Para imam lalu membawa potongan-potongan domba terse­but ke mezbah korban bakaran dan mencurahkan darahnya di bawah mezbah (Why. 6:9-11). Imam yang ditunjuk lalu mengambil pedupaan emas (Why. 8:3-5). Benda itu mirip wajan penggorengan dengan tangkai panjang dan penutup. Imam mengisinya dengan bara dari api yang terpanas di mezbah korban bakaran (Why. 8:3). Lalu dia memasuki pintu Bait Suci dan menga­tur bara api di mezbah ukupan. Pada saat diperintahkan, dia menambahkan kemenyan ke atas bara api di atas mezbah (Why. 8:4).
Pada saat-saat yang penting ini, tiga hal terjadi. Seseorang melemparkan sekop ke bawah (Why. 8:5) di antara mezbah korban bakaran dengan pintu masuk Bait Suci. Terhentinya nyanyian oleh paduan suara Bait Suci menim­bulkan keheningan sejenak (Why. 8:1). Dan pada saat keheningan itu ketujuh imam akan meniup ketujuh sangkakala (Why. 8:2,6).66
Yohanes mendasarkan sepertiga bagian pertama Kitab Wahyu pada tamid, korban sehari-hari di.Bait Allah. Dupa melambangkan kebenaran Kristus di­terapkan pada doa-doa orang kudus sepanjang Era Kekristenan. Latar ini me­yakinkan kita bahwa kebenaran Kristus yang sempurna menutupi dosa-dosa kita, bahkan ketidaksempurnaan perbuatan-perbuatan baik kita.
Tuhan, terima kasih atas jaminan bahwa aku boleh bersama Engkau hari ini, tidak peduli betapa pun tak berharganya aku merasa.

No comments:

Post a Comment