"Dan seorang dari
antara tua-tua. itu berkata kepadaku: 'Siapakah mereka yang memakai jubah
putih itu dan dari manakah mereka datang?' Maka kataku kepadanya: Tuanku, tuan
mengetahuinya.3 Lalu ia berkata kepadaku: 'Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari
KESUSAHAN YANG BESAR, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membulatnya
putih di dalam darah Anak Domba'" (Wahyu 71x3,14).
Umat percaya Allah pada masa akhir akan keluar
sebagai pemenang melalui penderitaan dan kemenangan Anak Domba, bukannya
karena perlawanan dengan senjata. Kristus menyatakan Kuasa-Nya lebih jelas
melalui mereka yang hancur ketimbang mereka yang memiliki kekuatan. Iman
seorang Kristen yang berdiri teguh bagi yang lemah dan tak berkuasa jauh lebih
efektif daripada mereka yang mengacungkan kekayaan dan pengaruh politiknya.
Beberapa pemuda yang tidak memiliki tempat tinggal,
yang hidup di jalanan Philadelphia, memukuli seorang Korea sampai mati. Dia
seorang Kristen yang sedang belajar di Universitas Pennsylvania. Ketika
kejahatan itu teijadi, korban baru saja mengirimkan sebuah surat kepada keluarganya
di Korea. Orangtua korban kemudian datang ke Amerika untuk mengikuti
persidangan dan duduk diam selama persidangan berlangsung. Ketika persidangan
hampir selesai, mereka meminta kesempatan untuk berbicara. Hakim mengabulkan
permintaan mereka, lalu mereka berbicara setelah pembacaan keputusan bersalah
tetapi sebelum vonis dijatuhkan.
Kemudian kedua orangtua ini mendekati hakim, dan
bertelut di hadapannya.. Semua orang dalam ruangan itu terkejut. Orangtua itu
memohon hakim untuk tidak melanjutkan hukuman yang sudah ada dalam pikiran
hakim itu, tetapi sebaliknya agar -melepaskan para pembunuh anak mereka dan membiarkan
mereka dalam pengawasan orangtua tersebut, sehingga mereka dapat memberikan
tempat tinggal dan perhatian yang tidak pernah didapatkan para pembunuh itu
sebelumnya. "Kami adalah umat Kristen," orangtua itu menjelaskan
kepada hakim, "dan kami ingin menunjukkan sebagian kasih karunia yang
telah kami terima dari Tuhan kepada anak-anak ini."
Sang
hakim, yang menurut berita adalah seorang yang memiliki reputasi keras dan tak
berperasaan, meneteskan air mata ketika dia berkata, "Saya minta maaf,
tetapi hal seperti itu tidak dapat dilakukan dalam sistem keadilan di negara
ini!" Tetapi melalui pengampunan mereka, orangtua ini telah memberikan satu
kesaksian yang berkuasa tentang satu kerajaan yang sepenuhnya berbeda dengan
dunia kita. Kerajaan yang memiliki sistem keadilan sangat radikal berbeda
dengan yang kita tahu selama ini, dan kerataan ini terbuka untuk siapa saja
yang berani percaya kepada keberadaannya dan jalan' keluar yang diberikan
kepada seinua permasalahan hidup.62
Tuhan,
contoh pengampunan ini sangat menantang keimanan saya. Ampuni kekuranganku
dalam hal mengampuni. Tolong ubah hatiku melalui teladan Anak Domba Allah itu.
No comments:
Post a Comment