Kamis 24 November
MENGHITUNG KEMBALI BERKAT-BERKAT ALLAH
(Bagian 2)
"Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur" (Mazmur 95:2).
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimanakah beberapa orang bisa memiliki kekuatan batin yang demikian kuat? Mereka sepertinya memiliki kemampuan luar biasa untuk menangani kemalangan.
Apakah yang membuat pemenang Hadiah Nobel dari Rusia, Aleksandr Solzhenitsyn, menemukan kebebasan sedemikian rupa, sekalipun dalam keadaan mengerikan di penjara Rusia? Apakah yang membuat Victor Frankl bertahan hidup tiap tahun dalam kamp konsentrasi, di mana rata-rata pengharapan hidup adalah 90 hari? Bagaimanakah Corrieten Boom keluar dari kamp penjara Ravensbruck tanpa cedera? Jawabannya terletak pada satu kata: "Bersyukur." Solzhenitsyn, Frankl, dan Ten Boom semuanya memperkembang roh bersyukur atas apa yang mereka miliki. Mereka bersyukur kepada Allah untuk setiap napas, untuk kehidupan setiap harinya, untuk senyuman seorang teman sepenjara, untuk setiap gelas air, untuk setiap potong makanan. Sikap bersyukur ini mengangkat mereka di atas lingkungan mereka yang suram. Itu membawa mereka kepada tingkatan yang lain.
Bagaimanakah kita memperkembang "sikap bersyukur" ini? Mari kita kembali 2.000 tahun ke belakang, pada satu penjara Roma. Di sini kita menemukan seorang tahanan bernama Paulus yang tidak hanya bertahan hidup dalam lingkungan yang menyengsarakan, tetapi bertahan hidup dengan baik. Mari kita temukan rahasianya bagaimana menangani stres dalam hidupnya sendiri.
Membaca surat kepada orang-orang Filipi, yang dituliskan dalam ruang bawah tanah Roma yang gelap dan lembap, kita akan segera tertegun. Rasul tidak benci, ia bersyukur. la tidak mengeluh, ia bersukacita. la menemukan sukacita di tengah pencobaan hidup. la bersyukur di tengah kesengsaraan hidup. Paulus menulis, "Aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita" (Flp. 1:18). "Aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian" (Flp. 2:17). "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah" (F|p. 4:4). "Aku sangat bersukacita dalam Tuhan"(ayat 10).
Ini tentu saja tidak terdengar seperti seorang pria yang berada dalam penjara. Kedengarannya seperti seorang yang sedang menikmati hidup sepenuhnya. Tidak terdengar seperti seseorang yang mengalami sebuah tragedi terbesar dalam hidup, terdengar seperti seorang pria yang yakin dengan kemenangan.
Rasul Paulus terbuka kepada Sumber kekuatan rohani yang jauh lebih besar daripada dirinya sendiri. la mampu bergembira karena ia menemukan Sumber segala sukacita. la berada dalam keadaan damai sejahtera karena ia menemukan Sumber
akedamaian. la bersyukur karena menemukan Dia yang menjadi sumber segala rasa syukur. Di dalam Kristus kita dapat bersyukur setiap hari, besok, dan selamanya.
Jumat 25 November
PUJIAN MEMBUAT PERBEDAAN
"Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak" (Amsal 25:11).
Seorang istri muda bernama Sandra masuk ke dalam kantor pendetanya. la mencurahkan cerita panjang menyedihkan tentang suaminya. Suaminya memperlakukan dia dengan rasa jijik, Sandra menjelaskan. Tidak ada yang dilakukannya dapat membuat suaminya senang. Tiap hari ia gelisah ketika saat-saat suaminya pulang ke rumah.
Sandra adalah seorang wanita muda yang cantik, tetapi penolakan yang dia ra-sakan telah mengubah dia menjadi istri yang kaku, tegang dan penakut. Dan makin besar dirasakan penghinaan dari suaminya, maka semakin kurang termotivasi dia untuk menyenangkan suaminya. Sandra terjerat dalam lingkaran setan. Sang pendeta memutuskan untuk mengunjungi suami Sandra, Joe. Pria ini terkejut mendengar bahwa dialah penyebab depresi istrinya. Seperti kebanyakan pria, ia tidak mengerti seberapa baik istrinya dapat membaca sikapnya terhadap sang istri.
Pendeta memberikan satu usul: "Pilih 10 kualitas positif dalam diri istri Anda," katanya, "dan bersyukurlah kepada Allah untuk itu. Bersyukurlah kepada Allah, dua kali sehari, pada pagi dan pada perjalanan pulang dari bekerja."
Sepertinya hal itu tidak terlalu sulit, jadi Joe setuju. la mulai berterima kasih kepada Allah atas hal-hal yang disukainya dari Sandra. Dan tidak lama, istrinya benar-benar berubah dalam penglihatannya. la menjadi lebih ceria, lebih positif, lebih penuh kasih sayang. Joe terus berterima kasih untuk dia, dan Sandra bertambah dalam penghargaan diri dan motivasi.
Setelah beberapa waktu, pendeta bertanya pada Joe apakah dia telah mengha-falkan 10 daftar kualitas positif yang dibuatnya. Suaminya menjawab dengan gembira, "Saya tidak hanya menghafalnya, tetapi saya justru menemukan hal-hal baru dalam dirinya untuk disyukuri setiap hari."
Kata-kata positif menghasilkan perbuatan positif. Kata-kata negatif menghasil-kan perbuatan negatif. Penguatan memunculkan hal yang terbaik dari diri kita, tetapi kritikan memunculkan hal-hal yang terburuk. Orang bijak berkata, "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia" (Ams. 12:25). "Alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" (Ams. 15:23),
Puji-pujian memiliki kekuatan luar biasa untuk mengubah seluruh suasana ru-mah, ruangan-kelas, atau tempat kerja. Yesus adalah ahlinya memberikan pujian, Orang-orang terpesona pada "kata-kata indah" yang mengalir keluar dari mulutNya (Luk. 4:22). Kepada seorang Saduki yang bertanya, la menjawab, "Engkau tidak jauh dari kerajaan Allah." Kepada perwira tentara, Juruselamat berkata, "Aku tidak mendapati iman sedemikian besar, bahkan di Israel sekalipun," Jadi, jangan takut memuji orang-orang di sekitar Anda, dan perhatikan perbedaan yang dihasilkannya.
Sabtu 26 November
HILANG KETIKA LAHIR
"Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus" (Ibrani 10:19).
Waktu itu tahun 1979. Pada suatu perjalanan menuju Meksiko, Efren de Loa yang berumur 13 tahun, jatuh sakit. Sebuah rumah sakit setempat menanganinya, tetapi kondisinya tidak membaik. Keluarga anak laki-laki yang khawatir itu membawa dia pulang ke rumah ke Amerika Serikat. Para dokter di Rumah Sakit Anak Oakland mendiagnosis penyakit Efren adalah aplastik anemia, sebuah penyakit yang jarang terjadi dan mematikan. Harapan terbaik anak itu adalah donor yang sesuai, lebih cocok dari anggota keluarga terdekat. Orangtua bersama ketujuh saudara-saudarinya melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah mereka dapat menjadi pendonor yang cocok.
Kemudian muncullah kejutan itu. Bukan hanya darah mereka tidak cocok-pe-meriksaan membuktikan bahwa Efren bahkan bukan anggota biologis keluarga itu!
Ibunya segera menyadari apa yang telah terjadi. Dulu pada saat kelahirannya, pada hari ketika ia membawa Efren pulang ke rumah dari Rumah Sakit Mexicali, ia antri bersama bayi itu dalam tempat tidur bayi di sampingnya, menunggu untuk dipulangkan. Sementara perhatiannya tertuju pada kasir, seorang perawat yang terburu-buru datang dan menaruh seorang bayi kedua di dalam tempat tidur bayi itu.
Ketika Nyonya De Loa berpaling dari kasir, ada kebingungan. Dua bayi. Ke-duanya laki-laki, dilahirkan pada saat yang sama. Tidak ada tanda pengenal nama. Keduanya dibungkus dengan lampin rumah sakit yang sama. Bayi mana kepunyaan dia? Kemudian ibu yang lain datang. Keduanya berdiam termangu menatap ke arah tempat tidur bayi itu, bertanya-tanya. "Saya rasa yang ini adalah bayi saya," Nyonya De Loa menyimpulkan. Wanita lain setuju, dan keduanya berpisah, tidak pernah bertemu lagi. Tiba-tiba sekarang, 13 tahun kemudian, menjadi sangat penting untuk menemukan keluarga yang lain itu. Hidup Efren tergantung pada hal itu.
Koran utama Meksiko memuat cerita itu. Setelah lima hari keluarga biologis Efren datang menghadap. Kedua ibu itu saling berpelukan-dan masing-masing mereka bertemu dengan anak lelaki mereka yang sesungguhnya, yang tidak pernah mereka temui selama ini. Dan syukurlah kepada darah yang cocok yang disediakan oleh keluarga biologis Efren, sekarang ia mendapatkan kontrak hidup yang baru,
Mereka hilang saat lahir. Hanya melalui darah mereka, identitas yang sesung-guhnya ditemukan dan mereka mendapatkan tempat yang benar di dalam keluarga mereka yang sesungguhnya.
Identitas kita yang sebenarnya dinyatakan melalui darah yang tercurah dari Kristus. Melalui tumpahan darah Kristus, Allah menetapkan satu perjanjian yang baru (Mat. 26:27, 28). Kita bukan lagi orang-orang asing, tetapi diadopsi ke dalam keluarga AJlah (Ef. 2:13). Disucikan oleh darah Kristus, karunia surga paling berharga,, kita dapat memiliki keyakinan mutlak bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Minggu 27 November
KEBERANIAN DI SALIB
"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk k arena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklab orang yang digantung pada kayu salib!"(Galatia 3:13).
Pada tanggal 21 Mei 1946, di Los Alamos, New Mexico, seorang ilmuwan muda Kanada yang berani, bernama Louis Slotin, membuat eksperimen rumit dengan uranium, la sedang membantu menyiapkan uji bom atom kedua, untuk diuji cobakan di perairan Pasifik Selatan. Slotin perlu menentukan dengan tepat jumlah U-235 yang diperlukan untuk suatu reaksi berantai. Para ilmuwan menyebutnya "critical mass."
Perlahan ia mendorong secara bersamaan dua bagian uranium. Kemudian, tepat saat bahan itu kritis, ia mendorong keduanya agar terpisah dengan sebuah obeng biasa, seketika menghentikan reaksi berantai. la melakukannya berulang kali.
Tetapi pada hari ini, persis ketika massa itu dalam keadaan kritis, obeng Slotin tergelincir! Seketika ruangan itu dipenuhi dengan asap kebiru-biruan yang menyilau-kan. Para ilmuwan lain yang hadir melompat ke belakang dengan ketakutan. Tetapi gantinya menghindar dan barangkali menyelamatkan dirinya sendiri, Slotin memisah-kan kedua bagian tadi dengan tangan kosong. Reaksi berantai pun terhenti.
Saat ini juga, perbuatan Slotin yang berani tanpa memikirkan diri sendiri itu telah menyelamatkan tujuh orang lain dalam ruangan itu. la menyadari bahwa dirinya sendiri telah terpapar pada dosis radiasi mematikan, tetapi ia menguasai pikirannya. la berteriak kepada para koleganya untuk berdiri tepat di mana mereka ada saat ke-celakaan itu. Kemudian ia menggambar pada papan tulis, satu sketsa relatif posisi mereka masing-masing. Di kemudian hari, hal itu akan menyanggupkan para ahli nuklir untuk menemukan derajat radiasi yang diserap masing-masing orang.
Beberapa saat kemudian Slotin berdiri di sisi jalan, bersama para ilmuwan lain menunggu mobil yang akan membawa mereka ke rumah sakit. Perlahan Slotin meyakinkan rekannya, "Kalian akan berhasil melalui semua ini, tetapi saya sendiri tidak memiliki kesempatan sedikit pun." Itu terbukti benar. Sembilan hari kemudian Louis Slotin mati dalam penderitaan.
Seseorang menanggung radiasi penuh akibat kekuatan dosa yang menghan-curkan bagi kita. la memisahkan "bagian dosa" dengan tangan-Nya sendiri. la meng-alami dahsyatnya kutukan dosa. Ketika para imam pengejek mencaci maki, "Orang lain la selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat la selamatkan" (Mat. 27:42), me-reka membicarakan suatu kebenaran kekal, Yesus membuat keputusan ikhlas untuk mengalami rasa sakit hebat dan kekuatan merusak dari dosa, untuk menyelamatkan kita. Apa yang diakibatkan dosa, itu dialami oleh Yesus di salib. Apa artinya dosa, itu artinya Yesus di salib. la bersedia menerima semua akibatnya, hukuman akhirnya, dan akibat akhirnya. Sebagaimana Louis Slotin meyakinkan teman-temannya, Yesus meyakinkan kita, "Kau akan berhasil melalui semua ini."
Senin 28 November
ALLAH YANG MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI
"Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka ke-sejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah" (Yeremia 33:6).
Sundar Singh selalu peka dan memiliki kecenderungan rohani. Tetapi ketika ibu remaja Hindu ini meninggal dunia, ia menjadi sangat sedih. Sundar mulai membuat masalah di sekolahnya, mengejek dan mengganggu mereka yang mengaku Kristen, la dipenuhi dengan kemarahan tentang hidup, namun ia merasakan suatu kebutuhan untuk menemukan Allah. Suatu malam, kekacauannya berubah menjadi putus asa, dan ia berseru, "Oh, Allah, kalau memang ada Allah, nyatakan diri-Mu sebelum aku mati." Sundar berencana untuk bunuh diri, kalau ia tidak menerima satu jawaban,
Pemuda yang bersungguh-sungguh ini terjaga sepanjang malam, berdoa dan menunggu. Pada pagi dini hari, saat ia mengakhiri doanya yang terakhir, awan terang tiba-tiba memenuhi ruangan itu. Dari cahaya ini muncullah wajah dan gambar Yesus. Sundar tidak mengharapkan Yesus, yang dia harapkan adalah Krisna, bukan Yesus,
Pemuda itu mendengar tamunya bertanya, "Berapa lama kau akan menganiaya Aku? Aku telah datang untuk menyelamatkanmu... Akulah Jalan itu." Sundar tersungkur, dan penglihatan itu pun memudar. Tetapi ia telah menerima jawabannya. Hari Minggu itu juga Sundar menjadi seorang percaya yang setia dan kemudian menjadi penginjil Kristen India paling besar. Penglihatan terang itu menuntun pada satu ke-saksian berkuasa bagi Kristus.
Pengalaman Sundar sungguh sama dengan Rasul Paulus, ketika Yesus meng-hentikan dia dalam perjalanannya ke Damsyik. Allah tidak selaiu menyatakan diri-Nya kepada kita sedramatis yang la lakukan kepada Paulus atau Sundar Singh, la tidak selalu menyatakan diri-Nya dalam cara-cara yang spektakuler. Tetapi la akan selalu menyatakan diri-Nya kepada kita, jika kita mencari Dia dengan hati yang tulus.
Terasing dan merasa kalah, Musa bertemu Allah di semak belukar yang terbakar di padang rumput Midian. Lari menyelamatkan diri, Elia menemukan Allah di sebuah gua terpencil. Teman-teman Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menemukan Dia dalam dahsyatnya neraka dapur api yang menyala-nyala. Daud melihat karya tangan Allah dalam keagungan langit, saat segala alam berbicara kepada raja-gembala itu tentang Pencipta Mahakuasa dan Pengasih itu. Matius menemui Yesus selagi memungut pajak. Petrus bertemu Dia sementara memperbaiki Jala ikannya. Nikodemus menemui Dia di malam hari, dan seorang wanita Samaria menemui Dia pada siang hari.
Tetaplah buka mata Anda. Bersiaplah mendengar suara-Nya. Buka hati Anda terhadap kasih-Nya. Bersedialah. Anda juga akan menemui Dia hari ini di tempat-tempat yang tak terduga. la akan menyatakan diri-Nya dalam cara-cara yang tidak dapat Anda bayangkan.
Selasa 29 November
TIDAK AKAN PERNAH BERPISAH LAGI
"Mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati TUHAN" (Yesaya 65:23).
Tina duduk di ruang perawatan di rumah sakit, pada pukul 3 pagi, mendengarkan keheningan di tengah penderitaan ayahnya. Pria inilah yang telah mengganti popoknya dan mengajarkan dia bagaimana mengendarai sepeda. la bekerja sebagai pegawai dermaga pada sebagian besar hidupnya, tetapi sekarang kanker telah menggerogoti dia menjadi seorang yang lemah, lunglai.
Sang ayah sekarat. la tidak dapat berjuang lagi.
Tina mengira ia dapat melanjutkan hidupnya setelah pemakaman. Tetapi tidak ada lagi yang sama. la dihantui oleh orangtua yang sudah tiada. Aroma obat cukur Old Spice atau lagu indah Sinatra, mengundang cucuran air mata. Tina berkata, "Aku tahu, bahwa aku sudah dewasa dan seharusnya kuat, tetapi seringkali aku merasa seperti seorang anak berumur 4 tahun, dan yang aku inginkan hanyalah ayah."
Ada kehampaan yang menghantui, ketika kita dipisahkan dari orang yang kita kasihi. Ada perasaan kesepian yang tidak dapat diisi oleh siapa pun kecuali dia yang paling dekat dengan kita.
Kehilangan hubungan dengan seseorang yang sangat dekat dengan kita oleh kematian, dapat menghancurkan hati. Para ibu dan bapa yang telah mengalami ke-matian tragis anak-anak mereka, rindu melihatnya lagi. Para janda dan tluda, rindu memeluk pasangan mereka sekali lagi. Tanyakan seorang remaja yang kehilangan ayah karena kanker, atau biarkan berbicara seorang mahasiswa yang sahabatnya tewas akibat pengemudi yang mabuk, maka mereka akan mengatakan kepada Anda betapa mereka rindu melihat orang yang dikasihinya.
Kitab Suci menjanjikan reuni yang membahagiakan ini. Tuhan kita memiliki kunci alam maut dan kematian (Why. 1:18). la akan "menjadikan segala sesuatu baru" (Why. 21:5). Akan ada hari reuni yang menggembirakan!
Orang-orang terkasih kita tidak pergi selamanya. Alam maut tidak menelan mereka. Kita tidak kehilangan mereka. Mereka beristirahat di dalam Yesus, di mana mereka tidak akan pernah hilang. Mereka menantikan kebangkitan penuh kemuliaan, di mana bersama kita mereka akan bertemu Dia di langit.
Kematian memang memberikan perasaan kesepian yang membayangi. Kematian menciptakan kehampaan yang menyakitkan. Namun, janji kebangkitan menen-teramkan rasa sakit itu dan memberikan kita pengharapan lagi. Hal itu mengarahkan kita pada satu masa ketika kita tidak akan pernah berpisah lagi.
Rabu 30 November
KEBERUNTUNGAN YANG KEKAL
"Ya Allah, Engkau, mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu " (Mazmur 69:6).
Bertahun-tahun silam, di salah satu kota padat di India, sebuah taksi yang melaju kencang, menabrak seorang anak miskin jalanan. Seorang pegawai pemerintah yang menyaksikan kecelakaan itu melarikan anak laki-laki yang terluka parah itu ke rumah sakit terdekat.
Setiap hari pegawai itu bersama istrinya mengunjungi anak itu, teman muda mereka, dan menjadi sayang kepadanya. Karena ia tidak memiliki keluarga, maka mereka memutuskan untuk mengadopsi dia. Setelah keluardari rumah sakit, dengan sukacita mereka membawa dia ke rumah besar mereka sebagai salah seorang anggota keluarga mereka sendiri.
Tiap hari sang ibu membawa putra angkatnya itu ke rumah sakit untuk mengganti perban. Suatu pagi, si ibu sangat sibuk dan bertanya pada anak lelaki itu, apakah ia bisa pergi sendirian. "Tentu saja," ia menjawab dengan bangga, "Aku tahu jalan di kota ini." Sang ibu memberinya uang satu seperempat dolar untuk membayar dokter, dan dengan sebuah senyuman dan ciuman, mengucap salam pamit.
Anak itu pergi menuju rumah sakit. Kemudian, ketika ia membelok, sebuah godaan terlintas dalam benaknya. la berhenti, membuka tangannya, dan memandang koin-koin bercahaya itu. Tidak pernah sebelumnya ia memegang uang sebanyak itu. Mengapa ia harus memberinya kepada dokter?
Selama satu menit ia berdiri berpikir. Kemudian keputusan telah dibuat. Sambil mencengkeram koin-koin itu, anak laki-laki itu berlari ke jalanan, tidak pernah terlihat lagi.
Ayah yang ditinggalkannya cukup kaya raya. Semua anaknya yang lain adalah lulusan universitas yang pada akhirnya memegang posisi-posisi tinggi di pemerintahan maupun bisnis. la telah berencana untuk memberikan setiap keuntungan kepada putra barunya itu, bahkan menjadikannya pewaris kekayaan keluarga. Tetapi anak kecil itu membuang semuanya, demi uang seharga satu seperempat dolar.
Ada saat-saat di mana kita juga mengorbankan begitu banyak, hanya untuk yang sedikit. Kita menggenggam koin ketidakpatuhan dan lari ke jalanan kesenangan penuh hawa nafsu. Kita meninggalkan kekayaan kekal, demi sedikit hiasan duniawi yang kecil. Kita memilih hal-hal duniawi daripada hal-hal surgawi, memilih di dunia fana ini daripada surga yang baka, yang sekarang daripada yang kekal. Sementara itu, Bapa surgawi kita rindu, dengan hati sedih, untuk memberikan lebih banyak lagi kepada kita.
Kita adalah para ahli waris kekayaan keluarga. Jangan kita lupakan itu.
No comments:
Post a Comment