Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

RENUNGAN HARIAN 16-23 November 2011


Rabu 16 November
SUKACITA YESUS

"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kanu dan sukacitamu menjadi penuh" (Yohanes 15:11).

Jacob Knapp mulai mencari Allah dengan sungguh-sungguh. la bergumul dengan rasa bersalah selama beberapa waktu. Suatu hari, ia menyadari bahwa Yesus Kristus sesungguhnya telah mengangkat beban rasa bersalah itu. Knapp bangkit berdiri dan memandang ke langit dengan penuh rasa syukur.
Dan kemudian itu terjadi. Sepertinya Yesus sedang turun ke arahnya, dengan tangan terbuka yang menyambut.
Inilah kata-kata Jacob: "Jiwaku melompat di dalam batin, dan aku... menyanyikan lagu pujian kepada Juruselamat itu. Lagu merdu burung-burung sepertinya senada dengan lagu itu. Matahari bersinar dengan satu kilauan yang tidak berasal dari matahari itu sendiri. Pohon-pohon yang penuh keagungan tampak tunduk menyerah dengan manisnya. Semua alam tersenyum, dan segala sesuatu, benda hidup, rnemuji Allah dengan satu suara (meskipun tak terdengar sebelumnya) yang sangat nyaring dan sangat jelas untuk dipahami,"
Pengalaman ini menyediakan jalan bagi pelayanan Knapp. Itu adalah momen menentukan dalam hidupnya. la menemukan Kekristenan bukan sekadar sesuatu yang harus dipercayai, tetapi seseorang untuk dikasihi. Kekristenan lebih daripada sekadar sistem kepercayaan. Itu adalah pengalaman hati bersama Allah. Penga­laman bersama Allah ini membuat semua perbedaan.
Suatu pernikahan tanpa kasih, itu adalah suatu perbudakan. Pasangan dapat hidup bersama, tetapi bermil-mil jauhnya secara emosional. Menjalani pernikahan, tinggal bersama demi anak-anak, mereka masing-masing terperangkap.
Pengalaman keagamaan kita mungkin sangat mirip. Adalah mungkin merasa terperangkap dalam aturan-aturan kaku. Agama dapat merosot menjadi kewajiban, kepada "seharusnya-seharusnya" dan "harus." Kasih mengubah itu semua. Sebuah hubungan dengan Allah akan mengisi hati kita dengan kehangatan, kasih, dan pujian. Di dalam Kristus hati kita bernyanyi. Melalui Dia,iugas menjadi suatu sukacita. Pengorbanan menjadi kesenangan. Perintah-perintah-Nya menjadi pintu masuk menuju kebahagiaan.
Pelayanan Jacob Knapp memenangkan lebih 100.000 orang kepada Kristus. Anda mungkin tidak menjalani pengalaman pertobatan dramatis yang dialami Knapp. Mungkin Anda tidak mengharapkan itu. Tetapi Anda boleh memiliki hubungan intim bersama Yesus yang mengisi hidup Anda dengan kasih-Nya. Dipenuhi dengan kasih ini, Anda dapat pergi keluar dan mengubah dunia Anda, sebagaimana yang Knapp lakukan.
                                     
Kamis 17 November
MEMIKIRKAN HAL-HAL SURGAWI

"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kolose 3:2).

Dikisahkan tentang sebuah keluarga yang tinggal di rumah hutan di dekat Pantai New England yang curam. Itu adalah rumah buatan mereka sendiri, dengan perabotan yang diukir oleh tangan mereka sendiri. Ada dua anak yang sudah besar. Salah satunya adalah seorang dokter muda yang hampir selalu jauh dari rumah, mengunjungi kota-kota kecil dan perkampungan terisolasi sepanjang pantai. Yang lain adalah.. seorang gadis kesepian berusia sekitar 20 tahun.
Tiap petang gadis ini akan mengendap-endap pergi ke hutan yang sepi, tanpa diketahui keluarga ke mana ia pergi, untuk melakukan perbaktian sendiri di alam. la selalu bernyanyi di sana dalam syair-syair berikut: "Ketika sore tiba perlahan, Di atas lereng dan gunung, ladang dan bunga, Sungguh indah meninggalkan dunia yang sibuk, Dan mengangkat suara doa ke langit."
Suatu malam, saat ia sedang menikmati meditasinya, dan tepat setelah ia me-nyelesaikan dua baris pertama dari lagunya, seorang asing merayap di belakangnya, memukul kepalanya dan melarikan diri. la jatuh ke tanah, tak sadarkan diri. Ketika makan malam disajikan, gadis itu tak ada. Keluarga dan teman-temannya mencari dengan kebingungan. Mereka menemukannya dalam keadaan tak sadar. la tetap tak sadar sampai beberapa hari. Saudaranya yang dokter dipanggil, dan operasi diren-canakan untuk mengangkat gangguan pada otaknya.
Ketika pada akhirnya ia siuman, bibirnya mulai bergerak, dan ia menyelesaikan lagu yang tersisa beberapa hari sebelumnya: "Sungguh indah meninggalkan dunia yang sibuk, Dan mengangkat suara doa ke langit,"
Ketika umat Allah bangkit dari kuburan mereka pada kedatangan Yesus yang penuh kemuliaan, pola pikir mereka akan terus dalam arah yang telah ditentukan di bumi. Rasul Paulus berbicara tentang mereka yang "hidup menurut daging, memi-kirkan hal-hal yang dari daging" dan "mereka yang hidup menurut Roh" (Rm. 8:5). Paulus menulis, "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera" (ayat 6).
Jika kita melatih pikiran rohani dalam Roh, maka pikiran kita akan dipenuhi de­ngan hal-hal rohani menuju kekekalan. Proses yang mulai di sini akan berlanjut di sana. Kita tidak dapat mengharapkan satu kerangka pikir rohani di surga, jika kita memiliki kerangka pikir jasmani di bumi. Bagi Kristen setia, pola pikir surgawi dimulai sekarang juga.

Jumat 18 November
ALLAH                                                     
PERMULAAN BARU                             

"Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh" (Yesaya 43:18,19).

Frank Deford hancur hatinya oleh kematian putrinya, Alexandra. Penyakit Cystic Fibrosis telah merenggut jiwa sang putri pada usia 8 tahun.
Beberapa bulan setelah pemakaman, pertanyaan tentang adopsi muncul. Ba-rangkali keluarga Deford dapat mengadopsi anak perempuan lain. Chris, putra me-reka, berpikir itu ide yang bagus. Tetapi Frank ragu-ragu. Menyediakan rumah bagi seorang anak miskin tentu saja satu hal yang baik, tetapi Frank tidak dapat berpikir membawa masuk seorang asing untuk menggantikan tempat Alexandra, Sepertinya sangat tidak adil. Tidak seorang pun dapat menggantikan dia di rumah mereka.
Tetapi kemudian satu malam, istrinya Frank berkata, "Kau tahu, jika kita ingin mengambil seorang bayi, kita barangkali tidak akan mendapatkannya di Amerika. Pastilah hams diperoleh dari negeri jauh." Frank memahami itu. Kemudian istrinya bertanya, "Apakah kau ingat doa Alexandra? Ingat bagian yang dikarang dan dikatakannya sendiri tiap malam?" Ya, Frank ingat. Putrinya selalu berdoa, "Dan, Allah, tolong lindungi negara kami, dan bawa beberapa orang malang ke negeri kami."
Air mata mengalir dari mata Frank. Sekarang ia mengerti. Mengadopsi gadis lain tidak akan menggantikan Alexandra, tetapi itu akan menjawab doanya. Bebe­rapa bulan berikutnya, keluarga Deford menyambut seorang anak perempuan cantik dari Filipina. Sekarang mereka dapat melanjutkan, membangun kembali hidup me­reka. Idealisme seorang anak telah menggerakkan mereka untuk bertindak. Frank kemudian menulis, "Kami harus memulai dari awal kembali dan melanjutkan dari sini. Tetapi terima kasih banyak Alexandra, karena kami memiliki banyak hal yang harus dilakukan, dan itu telah ada dalam kehidupan kami."
Kita dapat terhambat dalam kepedihan masa lalu, atau berlanjut pada permu-laan baru. Permulaan baru tidak mengabaikan atau menghapuskan masa lalu, te­tapi membawa kita melampaui kepedihan yang menghancurkan. Permulaan baru itu menuntun kita keluar dari perbudakannya yang merusak. Masa lalu itu adalah guru, tetapi bukan tuan kita. Seseorang telah mengatakannya dengan jelas, "Anda tidak dapat berlari ke depan sambil memandang ke belakang."
Tiap pagi Allah mengajak kita memiliki satu permulaan baru. "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar
kesetiaan-Mu" (Rat. 3:22, 23).
Frank Deford bersama istrinya membuat satu permulaan baru. Putri angkat me­reka tidak menggantikan Alexandra, tetapi ia memang memberikan sukacita baru yang luarbiasa. Mereka menemukan "belas kasih Allah tidak gagal," kemurahan-Nya "baru tiap pagi." Mereka dapat menyerukan "besar kesetiaan-Mu."

Sabtu 19 November
KASIH YANG TIDAK TERBATAS

"Kasih tidak berkesudahan" (1 Korintus 13:8).

Seorang kolumnis surat kabar suatu kali meminta para pembaca untuk mengirimkan surat cinta kesukaan mereka untuk kolom Hari Valentine. Seorang wanita bernama Gloria mengirimkan sepucuk surat yang diterimanya dari Ralph lllion di tahun 1944, ketika ia masih seorang pelaut, berpusat di Pasifik. la menulis:
"Kekasihku Gloria.
"Sudah waktunya aku memperkenalkan diri. Kita belum pernah bertemu, tetapi aku mendengar begitu banyak tentang dirimu. Harus kuakui, aku telah jatuh cinta pa-damu. Pengakuan ini mungkin mengejutkan, karena kau tidak mengetahui apa pun tentang aku, kecuali apa yang dikatakan orang lain kepadamu. Jangan menganggap-nya terlalu serius. Aku sebenarnya bukan orang yang jahat, begitu kau mengenalku. Dan perasaan-perasaanku untukmu tidak akan pernah berubah selama aku hidup.
"Aku harap ini membuat kesan yang baik dan kau tidak akan berpikir aku terlalu berani. Kirimkan aku sebuah foto. Tolong simpan cintaku rapat-rapat dalam hatimu, untuk dibuka hanya ketika aku memintanya secara langsung."
Nah, Ralph kembali dari Pasifik, dan ia dapat bertemu muka dengan Gloria: seorang batita perempuan yang sehat dan lincah, putrinya tercinta. Dan, ya, mereka memang saling jatuh cinta.
Gloria adalah wanita dewasa sekarang. Tetapi ia masih menyimpan surat cinta yang diterima dari ayahnya pada usia 3 bulan. Itu adalah hadiah cinta kasih dari seo­rang ayah, warisan abadi, kata-katanya masih membara dalam hatinya.
Bapa yang lain, yang tidak pernah kita lihat, mengasihi kita dengan kasih yang luar biasa. Nabi Yesaya berbicara dengan pasti ketika ia berkata, "Ya TUHAN, Eng-kau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala" (Yes. 63:16).
Firman-Nya adalah sebuah surat cinta. Surat itu terus-menerus mengingatkan kita tentang pemeliharaan-Nya. Surat itu menyatakan inti dari kasih seorang Bapa.
Sama seperti Ralph lllion rindu bersama putrinya, hati Allah yang kekal rindu bersama kita. la merindukan kasih kita. la tidak akan pernah puas kecuali kita berada bersama Dia sepanjang masa kekekalan. Ada satu tempat di dalam hati-Nya hanya untuk kita. Tiap hari la mengingatkan kita tentang kasih-Nya.
Suatu hari la akan meyakinkan kita tentang pemeliharaan-Nya yang mengagum-kan dan tak terbatas ketika, dengan pelukan hangat, la tersenyum dan berkata, "Su­dah waktunya-sekarang untuk pulang ke rumah."

Minggu 20 November
TINGKAT KEBAIKAN

"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain" (Efesus 4:32).

Ratusan profesional akademik berkumpul untuk menghormati seorang pria yang telah memperoleh Hadiah Nobel dalam bidang ilmu pengetahuan. Selama acara per-siapan, istrinya menunggu di belakang panggung bersama istri-istri orang lain yang akan menerima penghargaan juga. Istri pemenang Hadiah Nobel itu tidak kelihatan gembira sebagaimana mestinya. Para wanita lain bertanya mengapa.
"Bagaimana saya dapat berbahagia dengan suami seperti itu?" ia bertanya, lalu menceritakan kehidupan rumah tangga yang agak menyedihkan.
Segera wanita lain bergabung. "Wah, itu persis seperti kisah saya." Semuanya memiliki pengalaman yang sama, diterlantarkan dan dianiaya.
Sementara kamera menyorot ke arah panggung dan orang-orang terkemuka memberikan pidato-pidato mengagumkan, sebuah kisah yang sangat berbeda ter-ungkap di belakang panggung. Mereka yang paling dekat dengan orang-orang penerima penghargaan itu hanya dapat menceritakan kesengsaraan yang sama.
Satu sisi benar. Satu sisi baik. Adalah mungkin memiliki IQ tinggi namun KQ sa­ngat rendah.
KQ untuk Kindness Quotient (Tingkat Kebaikan). Ini ada kaitannya dengan hu-bungan interpersonal. Keberhasilan dalam hidup dihasilkan bukan hanya dari betapa cerdasnya kita, tetapi bagaimana kita memperlakukan orang lain. Faktor kebaikan membuat semua perbedaan itu.
Kebaikan adalah salah satu perlengkapan Allah yang menarik. Dia itu "sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya" (Neh. 9:17).
Pemazmur menegaskan, "Sebab kasih-Nya hebat ataskita" (Mzm. 117:2).
Kebaikan akan mencari kesempatan-kesempatan untuk melakukan yang baik pada orang lain. Kebaikan bersukacita dalam membuat orang lain bahagia. Kebaikan tidak menuntut; tetapi memberi. Pikirkan bagaimana suasana di rumah jadinya, jika kita semua lebih baik dan lebih baik lagi. Pikirkan apa jadinya tempat kerja, bila kita semakin baik. Pikirkan bagaimana sekolah, gereja, dan pertemuan-pertemuan jadi­nya kelak apabila kita makin bertambah dalam kebaikan.
Kebaikan menghasilkan kebaikan. Orang-orang di sekeliling kita seringkali memantulkan kembali sikap yang kita proyeksikan kepada mereka. Mereka seperti cermin yang memperlihatkan siapa diri kita.
Seorang gadis kecil, suatu malam berdoa, "Tuhan, tolonglah semua orang jahat menjadi baik, dan bantulah semua orang baik menjadi ramah."
Mengapa tidak memikirkan seseorang yang kepadanya Anda dapat perlihatkan perbuatan baik Anda hari ini?

Senin 21 November
DIA YANG SANGAT KITA KAGUMI

"Apabila la datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya" (2 Tesalonika 1:10).

Para ahli psikologi di Universitas Columbia menemukan sesuatu yang agak luar biasa, dalam suatu penelitian tahun 1968. Dalam jahgka waktu tertentu, satu tim riset menjatuhkan dompet-dompet yang ditandai khusus, di berbagai jalan yang berbeda di Manhattan. Kemudian mereka menelusuri berapa banyak dompet itu dikembalikan kepada si pemiliknya. Setelah berminggu-minggu, para peneliti menemukan bahwa sekitar 45 persen dari mereka yang menemukan dompet-dompet itu mengembalikan-nya dalam waktu beberapa hari.
Tetapi kemudian sesuatu yang tidak biasa terjadi. Tidak satu pun dompet yang dijatuhkan pada tanggal 5 Juni dikembalikan. Pada hari itu, .seorang pemuda bernama Sirhan Sirhan menembakkan sebuah peluru kepada Robert F. Kennedy. Dalam hitungan jam seluruh negeri mendengar bahwa ia telah meninggal dunia.
Peneliti menyadari bahwa berita tragi's itu, entah bagaimana, telah merusak ikatan sosial apa pun yang telah mengilhami orang-orang untuk mengembalikan dompet-dompet itu. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa mendengar berita buruk secara konsisten mengurangi kesediaan orang untuk menolong orang lain. Me­reka juga menyatakan kabar baik, bahwa warga negara yang suka menolong atau melakukan perbuatan patriotis akan membuat orang-orang lain berperilaku kooperatif.
Orang-orang termotivasi melakukan kebaikan oleh teladan-teladan yang positif. Yang terbaik dalam diri kita dimunculkan keluar oleh perbuatan patriotis orang lain. Ketika kita melihat kebaikan diperlihatkan, kita kemungkinan besar menjadi baik.
Oleh memandang kepada Yesus, maka kita akan menemukan apa pun yang kita rindukan. Semua kebaikan, belas kasih, dan kasih setia yang kita sangat damba-kan, ada di dalam Kristus. Berjalan bersama Dia melalui jalanan berbatu Yerusalem, dan kita menyaksikan Dia mengampuni seorang wanita yang tertangkap melakukan tindakan perzinaan. Kita mendengarkan kata-kata-Nya, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang" (Yoh. 8:11).
Kita terkagum-kagum saat la menyentuh mata orang buta, dan mengembalikan pendengaran orang tuli. Kepekaan-Nya terhadap orang lain meliputi kita. la mendu-dukkan anak-anak di pangkuan-Nya, memberi makan orang banyak yang kelaparan; dan mengusir roh jahat dari orang yang kerasukan.
Prihatin dengan rasa malu tuan rumah di pesta pernikahan di Kana, la melaku­kan mukjizat. Sadar dengan hal kecil namun penting dalam kehidupan, ia menyiap-kan sarapan pagi untuk Petrus, sebelum menjelaskan hal-hal kekekalan. Sungguh contoh yang sempurna, pahlawan sejati, teladan yang baik. Melihat teladan Yesus yang positif, kita diubahkan, dan dibarui. Kita menjadi seperti Dia, yang sangat kita kagumi.

Selasa 22 November
DITUNTUN OLEH TELADAN                                 

"Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu" (Filipi 3:17).                                .

Catherine Marshall mengingat ayahnya, Pendeta John Wood, sebagai orang yang menuntun dia kepada Kristus. Ketika Catherine masih kecil, Bapa yang memerintah dari surga, tampak agak menakutkan bagi pemikirannya. la mendengar banyak hal tentang memberikan hidupnya kepada Allah, tetapi pemikiran ini menghabiskan semua waktunya sehingga lupa berdoa dan membaca Alkitab, bahkan berbicara ke­pada Allah tidak menarik baginya sama sekali.
Berbeda dengan ayahnya yang di bumi. la yakin bahwa ayahnya mengasihi dia. Ketika ia cukup mampu memainkan lagu-lagu pujian sederhana dengan piano, ayah­nya kadang-kadang memberikan kesempatan baginya sebagai pianis di gereja.
Catherine Marshall menulis, "Pada masa-masa muda itu, saya diberikan pe-ngertian harga diri yang pasti, pengakuan terhadap individualitas saya.... Ini adalah jaminan yang dapat diberikan orangtua kepada anak-anak mereka hanya melalui perbuatan-perbuatan mereka."
Pendeta John Wood menunjukkan betapa ramah dan murah hatinya Bapa yang di surga jtu, melalui perbuatannya. Wood sering mengajak serta Catherine ketika me-ngunjungi anggota jemaat. Salah satu cerita kesukaannya adalah tentang perlawatan ayahnya terhadap seorang anggota jemaat yang baru, yang sedang bekerja di jalur kereta api dekat rumah mereka di Keyser, Virginia Barat. Pendeta Wood mengulur-kan tangan untuk menyalam dia, tetapi pria itu memohon maaf, "Pak Pendeta, jangan berjabat tangan dengan saya. Tangan saya terlalu kotor." John Wood membungkuk ke bawah dan menggosok telapak tangannya ke jelaga batu bara. "Bagaimana sekarang?" Sambil tersenyum, ia mengulurkan tangannya juga sudah sama-sama kotor.
John Wood tidak hanya menceritakan kepada putrinya tentang Allah, ia memper-lihatkan Allah kepada putrinya. la menulis, "Selama ini Allah sangat mengasihi kita, dan kasih saya sebagai bapa duniawi adalah gambaran yang belum sempurna dari kasih Bapa surgawi kita." Pemikiran Catherine pun berubah tentang Bapa Surgawi, dan perubahan itu karena kasih Pendeta Wood, bapa duniawinya kepadanya.
Yesus datang ke bumi untuk menyatakan kasih Bapa. Beberapa hal tidak da­pat dijelaskan, tetapi hams diperlihatkan. Kesaksian terbesar kepada Bapa kita yang pengasih adalah teladan dari kasih itu, dijalankan hari demi hari, dalam kehidupan para pengikut-Nya. Teladan yang paling kuatdari kesungguh-sungguhan Kekristenan adalah cara kita hidup.
Ayah Catherine Marshall, serta ayah dan ibu lain yang tak terhitung jumlahnya, menyampaikan obor kebenaran Kekristenan kepada generasi berikutnya. Melalui contoh kehidupan mereka yang saleh, Allah memanggil kita untuk melakukan hal yang sama hari ini.

Rabu 23 November
MENGHITUNG KEMBALI BERKAT-BERKAT ALLAH
(Bagian 1)

"Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahi-nya" (Amsal 10:22).

Para musafir merayakan Hari Ucapan Syukur yang pertama, selama musim dingin kedua di Dunia Baru Amerika. Dalam satu pengertian yang nyata, itu satu Hari Ucapan Syukur yang aneh, karena tidak banyak hal yang harus disyukuri. Musim dingin yang menyeramkan itu telah menewaskan hampir setengah anggota Koloni Plymouth. Hampir tidak ada keluarga terluput tanpa kehilangan orang yang dicintai. -Tetapi pengharapan baru tumbuh di musim panas tahun 1621. Panen jagung melimpah membawa sukacita. Gubernur William Bradford mengeluarkan perintah agar satu hari disisihkan untuk pesta dan berdoa memperlihatkan rasa syukur pen-duduk baru yang masih hidup.
Para wanita di koloni itu menghabiskan waktu berhari-hari menyiapkan pesta itu. Makanan direbus, dipanggang dan dibakar. Bahkan anak-anak disibukkan membolak-balikkan panggangan di atas api. Pada saat tragedi nasional, para warga melihat apa yang mereka miliki, bukan pada apa yang telah hilang dari mereka. Meskipun mereka menangis karena kematian orang yang mereka cintai, iman mereka telah menuntun kepada sukacita kebaikan Allah yang mengagumkan.
Ucapan syukur mengarahkan kita pada hal-hal baik yang kita miliki. Itu meng-angkat kita di atas kehilangan. Itu berbicara kepada kita tentang Allah yang-telah memenuhi kebutuhan kita. Bersukacita atas berkat yang telah Allah berikan.
Ucapan syukur bukan sekadar satu hari, itu suatu keadaan pikiran. Ucapan syu­kur bukanlah satu acara sekali setahun, tetapi sikap setiap harinya.
Mempraktikkan ucapan syukur setiap hari saja, itu membuat suatu perbedaan. Suatu sikap bersyukur atau ucapan syukur mengubah stres yang merusak kesehatan menjadi sukacita yang mengubahkan kehidupan.
Penulis motivasional, Melody Beattie menulis, "Sikap bersyukur membuka ke-sempumaan hidup. Itu mengubah apa yang kita miliki menjadi cukup, dan bahkan lebih. Itu mengubah penyangkalan menjadi penerimaan, kekacauan menjadi keter-aturan, kebimbangan menjadi kejelasan. Itu dapat mengubah makan biasa menjadi pesta, rumah menjadi keluarga, seorang asing menjadi seorang kawan. Sikap ber­syukur menerima masa lalu, membawa kedamaian untuk hari ini, dan menciptakan sebuah visi baru untuk hari esok."
Hati yang bersyukur melihat kehidupan melalui mata yang baru. Bukannya mengeluhkan tentang apa yang kurang, hati yang bersyukur merayakan apa yang dimiliki.
Tuliskan 10 hal yang Anda syukuri untuk hari ini. Membaca daftar Anda itu, akan membuat Anda lebih bersyukur daripada sebelumnya.

No comments:

Post a Comment