Kamis, 1 Desember
PEMIKIRAN YANG BERUBAH
MENGHASILKAN PERILAKU
YANG BERUBAH
"Sebab seperti orangyang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia" (Amsal 23:7).
Dua orang ahli psikologi menyelesaikan penelitian tentang narapidana yang sakit jiwa, yang mengejutkan banyak orang. Samuel Yochelson pertama kali berusaha mempelajari perbedaan antara penjahat yang sakit jiwa dan mereka yang tidak. Setelah empat tahun, ia dengan ragu menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata.
Apa yang telah ditemukannya bersama rekan-rekannya merupakan pola pemi-kiran umum dari segala macam penjahat. Orang hitam maupun orang putih, yang kaya maupun yang miskin, lulusan universitas atau yang putus sekolah, warga per-kampungan kumuh maupun pemilik rumah di perkotaan-semua terbiasa berpikir dengan cara tertentu. Mereka memperlihatkan rasa takut yang hebat, kemarahan yang mendarah daging, harga diri yang rendah, haus akan kekuasaan, dan berdusta tak habis-habisnya.
Para ahli psikologi menemukan sebuah program unik penanganan orang-orang ini. Mereka mengabaikan masa lalu para penjahat yang tidak beruntung itu, dan ber-konsentrasi pada kebiasaan berpikir mereka yang merusak yang ada saat itu. Orang-orang dalam penelitian itu benar-benar diberitahukan tentang standar-standar moral, dan melalui pengulangan dan disiplin mereka dididik da|am pola pikir yang baru. Mereka menyimpan catatan harian apa yang mereka pikirkan dan mendiskusikan kema-jiian mereka dalam sesi yang teratur.
Hasilnya mengagumkan para ahli. Orang-orang dengan catatan kejahatan yang panjang, benar-benar belajar menjadi jujur dan bertanggung jawab-dan bukan melalui paksaan, tetapi karena pemikiran mereka telah berubah.
Pertobatan melibatkan perubahan dalam pikiran kita. Sifat alami kita jatuh. Jauh di dalam hati kita secara alamiah adalah jahat. Hati kita itu jahat. Ini mungkin suatu pengkajian sifat manusia yang keras, tetapi sifat itu Alkitabiah. Yeremia 17:9 menegaskan keadaan manusia ini, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesu-atu, hatinya sudah membatu." Paulus menambahkan, "Tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak" (Rm. 3:12). Ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus, maka la secara ajaib mengubah kita dari dalam oleh kuasa Roh Kudus. Salah satu cara Allah melakukan ini adalah dengan mengubah pola pikir kita. Segala sesuatu yang tadinya kita sukai sekarang kita benci. Segala sesuatu yang dulu kita bend sekarang kita sukai.
Allah mengubah pemikiran kita melalui Sabda-Nya. Dengan merenungkan flrman-Nya, maka kita menggantikan kejahatan dengan kebalkan. Isilah pikiran Anda dengan pola pikir surgawi yang murni hari ini.
Jumat, 2 Desember
KETIKA ALLAH
CAMPURTANGAN
"Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh" (Mazmur 61:3).
Suatu malam, seorang wartawati Los Angeles memutuskan untuk mengambil jalan pintas menuju ke rumah. la menapaki jalan curam yang berbatu. Tidak lama ia mendengar langkah kaki di belakangnya, bergerak lebih cepat dan lebih cepat. Tiba-tiba seorang asing menyerangnya dan mencekiknya dengan syalnya sendiri.
Pada saat itu, bermil-mil jauhnya, ibu dari wartawati tadi terbangun dari tidur nyenyak. la diliputi oleh rasa takut yang mengganggu bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada putri sulungnya. Sang ibu segera bersujud di samping tempat tidurnya dan mulai berdoa. la berbicara dengan sungguh-sungguh bersama Allah selama 15 menit, meminta penjagaan-Nya bagi putrinya. Setelah diyakinkan bahwa doanya telah terjawab, ia naik kembali ke tempat tidur, dan tidur lagi.
Kembali ke jalanan berbatu tadi, si penyerang itu tiba-tiba berhenti. Wanita itu melihat dia menyendengkan kepalanya sejenak seolah-olah sedang mendengarkan sesuatu. Kemudian ia kabur menuruni bukit. Wanita ini bersama ibunya yakin bahwa Allah menampakkan diri-Nya sendiri sebagai seorang penyelamat setia karena doa itu. Penting sekali menyadari bahwa sang ibu yang setia tidak berdoa kepada Allah yang jauh. la mengenal suara-Nya. la mengenal Dia cukup baik untuk mengetahui bahwa Dia telah menjawab. la cukup mengenal Dia untuk percaya pada penjagaan-Nya. Ketika wanita baik tadi bersujud di samping tempat tidurnya, kekuatan besar itu sesungguhnya sangat dekat.
Dalam pergumulan antara kebaikan dan kejahatan, doa adalah senjata ampuh di tangan orang yang percaya. Melalui doa kekuatan jahat dipukul mundur. Ellen White menulis bahwa Allah akan menjawab doa orang beriman, sebagaimana memintanya di dalam iman (lihat Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 551,552).
Ketika ibu yang taat ini berdoa, Tuhan kita menugaskan para malaikat kuat untuk memukul penyerang putrinya itu. Pengaruh kuat dari Roh Kudus meyakinkan dia untuk melarikan diri. Tetapi... bagaimana kita menjelaskan kenyataan menyakitkan bahwa beberapa orang Kristen dirampok, diperkosa, dan dibunuh? Apakah itu semua karena kurang iman? Apakah tidak seorang pun berdoa untuk mereka?
Di planet ini, dalam pemberontakan, hal-hal buruk memang terjadi pada orang-orang baik. Dalam cara-cara yang kita tidak sepenuhnya pahami. Allah memang menggunakan sakit hati, malapetaka, dan penderitaan untuk menarik kita lebih dekat pada-Nya. la bahkan menggunakan kejahatan yang bukan tanggung jawab-Nya untuk mencapai maksud-maksud-Nya jangka panjang. Juga, Allah menghormati kebebasan memilih dari mereka yang mungkin melukai kita dan tidak selalu campur tangan. Kadang-kadang dalam skema hal-hal yang lebih besar, la membiarkan kejahatan menjalankan maksudnya.
Sabtu, 3 Desember
MAKAN BUAH PREM, KALAU TIDAK!
"Seperti Bapa telah mengasihiAku, demikianlah jugaAku telah mengasihi kamu" (Yohanes 15:9).
Seorang anak lelaki kecil di Aberdeen, Skotlandia, tidak terlalu suka buah prem, meskipun ibunya sering mengatakan betapa enak buah itu. Suatu malam, ibunya menyajikan buah prem untuk hidangan penutup, dan anak lelaki itu memberontak.
Sang ibu memohon. Ibu membujuk. Tetapi anak itu tetap tutup mulut, tangannya dilipat erat di mulutnya. Akhirnya dalam kejengkelannya, si ibu berkata, "Allah akan marah kalau kau tidak makan buah prem itu!" Anak itu masih tetap menolak, dan ia disuruh ke kamar tidur.
Ibu menutup pintunya, mengerutkan dahi, dan turun tangga. Tiba-tiba badai halilintar terjadi. Kilat menyambar, guntur terdengar mengamuk di langit, dan hujan mengguyur atap. Sang ibu naik ke atas dan mengintip ke dalam kamar anak itu, berharap melihatnya ada di tempat tidur. Gantinya, anak itu pergi ke jendela. Sambil menatap badai yang mengamuk itu, ia merengut, "Begitu marahkah Engkau Allah, karena buah-buah prem jelek itu!"
Kita mungkin tersenyum pada komentar si anak, tertawa kecil pada kurangnya pemahaman dia tentang Allah. Namun secara keseluruhan, kemungkinan kita bergu-mul dengan permasalahan yang sama. Sekalipun orang Kristen yang taat dapat ber-gantung pada dugaan palsu bahwa dosa-dosa mereka dapat membuat Allah marah. Pandangan tentang Allah ini berdasarkan pada rasa takut, bukan kasih. Bila pengalaman Kristen kita berdasarkan pada rasa takut, maka sangat terbatas suka-cita tulus dan kekuatan spiritual yang dinamis dalam kehidupan Kristen kita.
Kitab Suci mengajarkan, "Allah itu kasih" (1 Yoh. 4:8). "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal" (Yer. 31:3). "Setiap pemberian yang baik dan setiap anu-gerah yang sempurna, datangnya dari atas" (Yak. 1:17). Allah itu baik, dan memang baik, yang menginginkan hanya yang baik bagi kita. Dosa-dosa kita tidak membuat Allah marah. Dosa-dosa itu sangat meiukai Dia. Dia tidak marah kepada kita, ketika kita berdosa. Hati-Nya sedih, karena dosa itu merusak diri kita. Kita sedang meng-hancurkan diri kita sendiri. Kita gagal mengalami "kehidupan berlimpah" yang la beri-kan (Yoh. 10:10).
Motivasi terbesar dalam menjalani hidup yang saleh adalah pemahaman bahwa Allah yang pengasih yang telah memberikan hidup-Nya bagi kita, terluka ketika kita berpaling dari kasih itu untuk kesenangan dosa yang murah dan keji. Seperti orang-tua yang mengasihi, la sangat sedih ketika kita membawa dukacita atas diri sendiri karena tidak menurut. Keinginan-Nya hanyalah agar kita memiliki kebahagiaan sejati yang kekal.
Jika kasih-Nya tidak dapat membuat kita tetap setia, maka yang lain tidak ada yang dapat.
Minggu, 4 Desember
KETIKA KASIH BERKELIMPAHAN
"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihl" (1 Yohanes 4:11).
Tidak mungkin dengan tulus mengasihi Allah, tanpa mengasihi orang-orang yang Allah tempatkan dalam kehidupan Anda sehari-hari. Ketika Allah menempatkan kasih-Nya di dalam hati kita, maka kasih itu mengalir kepada orang-orang di sekitar kita.
Penulis Kristen, Corrie ten Boom, menggambarkan bagaimana kasih ini mengalir keluar dari ibunya sendiri. Nyonya ten Boom adalah tipe orang yang hidup untuk melayani. Tangannya selalu sibuk merajut baju-baju hangat untuk anak-anak yatim piatu, membuat rati untuk para tunawisma, atau membuat hadiah-hadiah ulang ta-hun. Wanita ini dikenal dan dikasihi oleh orang-orang di seluruh Kota Haarlem, Be-landa.
Tetapi, kemudian penyakit stroke parah membuat tubuh Nyonya ten Boom lum-puh sebagian, la hanya dapat mengucapkan tiga kata: "Ya;" "Tidak;" dan "Corrie." Tampaknya perbuatan-perbuatan kasihnya telah berakhir.
Akan tetapi, wanita yang tampak tak berdaya ini, menemukan cara untuk berko-munikasi. Tiap pagi, putri-putri ten Boom mendudukkan ibu mereka di sebuah kursi nyaman dekat jendela depan agar ia dapat menyaksikan jalanan yang sibuk di luar. Dan ia mulai berkomunikasi. Mereka memulai satu sistem seperti 20 pertanyaan.
Ketika Nyonya ten Boom melihat seseorang yang istimewa, ia memanggil, "Corrie!"
"Ada apa Mama?Apakah Mama sedang memikirkan tentang seseorang?"
Ibunya akan menjawab dengan antusias, "Ya." Kemudian putrinya melanjutkan pertanyaan. Apakah itu ulang tahun orang itu? Apakah orang itu sepertinya memiliki kebutuhan khusus? Apakah mereka tampak sedih? Begitu Corrie mengetahui apa yang dimaksudkan ibunya, ia menuliskan catatan dorongan dan pengharapan kepada orang yang ditunjuk ibunya. Kemudian ia menuntun jari-jari kaku ibunya untuk membuat tanda tangannya.
Selama tiga tahun terakhir hidupnya, wanita ini duduk di dekat jendela depan dan terus melayani orang-orang di luar. Bahkan kelumpuhan pun tidak dapat meng-hentikan pelayanan kasihnya.
Pelayanan kasih seperti ini dapat membuat suatu perbedaan di lingkungan dan komunitas kita. Itu dapat membuat suatu perbedaan di gereja-gereja kita. Kasih yang dinyatakan dalam perbuatan belas kasihan, kata-kata yang baik, dan perbuatan tak mementingkan diri memang membuat suatu perbedaan.
Kasih surga mengalir dari kehidupan Yesus, dan la telah mengubah dunia. Ketika kasih surga mengalir dari hidup kita, maka kita juga akan mengubah dunia.
Senin, 5 Desember
PERSEPULUHAN MELAMBANGKAN KOMITMEN TOTAL
"Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan" (Ulangan 8:18).
Seorang pria di satu negara seberang lautan, sedang belajar Alkitab, dan teman-temannya jadi gusar dengan antusiasnya itu. "Apakah kau tidak tahu," mereka memperingatkan dia, "bahwa jika kau terlibat di gereja itu, maka mereka akan mengambil 10 persen dari penghasilanmu?"
Kedengarannya serius, Tetapi dengan bijak ia pergi secara langsung kepada pendeta gereja untuk mengetahui kebenarannya. la langsung bertanya, "Apakah gereja akan mengambil 10 persen dari penghasilanku?" Pendetanya memberikan jawaban yang unik-yang terdengar sedikit tekanan, yang tentu saja tidak pernah Allah gunakan. Tetapi menurut saya Anda akan setuju ia mengemukakannya. Inilah yang pendeta itu katakan:
"Ya, memang benar gereja-gereja akan meminta Anda untuk setia kepada Allah dalam persepuluhan. Tetapi bukan itu saja. Anda juga akan diminta memberikan per-sembahan selain persepuluhan. Dan bukan itu saja. Anda mempunyal anak-anak. Gereja akan menganjurkan Anda untuk menyekolahkan mereka di sekolah Kristen. Dan itu membutuhkan uang. Kemudian gereja akan menganjurkan Anda mengirim mereka ke perguruan tinggi Kristen. Dan biaya masih berlanjut. Dan bahkan bukan itu saja. Harinya akan tiba ketika gereja meminta agar anak laki-iaki atau perempuan Anda pergi ke Afrika, atau tempat seperti itu. Kemungkinan Anda tidak akan melihat anak perempuan atau laki-laki Anda lagi. Jadi, Tuhan tidak hanya memihta 10 persen. Tuhan meminta segala sesuatu yang Anda miliki!"
Ya, Allah meminta segala sesuatu yang kita miliki. Tetapi dalam hal apa yang la telah lakukan bagi kita, dalam hal apa yang Kalvari tuntut dari-Nya, apakah itu per-mintaan yang terlalu banyak? Mungkinkah kita memberi kepada-Nya lebih sedikit?
Persepuluhan itu lebih daripada sekadar uang. Kesetiaan dalam persepuluhan menyatakan kesetiaan kita kepada Allah. Salah satu alasan Allah menghadapkan kita terhadap ujian-ujian khusus dalam kehidupan Kristen adalah untuk memperkembang iman kita. Iman kita bertumbuh pada titik ujian. Apabila tidak ada ujian, maka tidak ada pertumbuhan.
Iman Abraham bertumbuh ketika Allah meminta dia untuk mengorbankan Ishak. Iman Daniel bertumbuh di ruang makan Nebukadnezar. Iman Yusuf bertumbuh di dalam penjara Firaun. Tetesing dan sendirian menggembalakan dombanya dan me-lawan beruang, iman Daud bertumbuh. Iman Elia berkembang di Gunung Karmel di hadapan 450 nabi Baal. Sepanjang abad, pahlawan-pahlawan iman yang besar ditantang untuk bertumbuh pada titik ujian.
Jika Anda belum menjadi penatalayan setia dalam keuangan yang Allah telah percayakan kepada Anda, mengapa tidak serahkan keuangan Anda kepada-Nya?
Selasa, 6 Desember
MELIHAT TANDA-TANDA ITU
"Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak" (Matius 16:3).
Buku-buku sejarah mencatat Perang Dunia II, dimulai secara resmi pada tanggal 1 September 1939. Tembakan pertama dalam kenyataan ditembakkan enam hari lebih awal. Hitler pada awalnya berencana meluncurkan serangan ke Polandia pada tanggal 26 Agustus. Petang sebelumnya, beberapa unit penyerang disiapkan .untuk menyerbu. Tetapi perkembangan politik pada menit-menit terakhir, memaksa Hitler untuk menunda serangan itu. Masing-masing unit penyerang harus dihubungi dengan radio dan disuruh pulang. Tetapi satu unit tidak dapat dihubungi.
Pada pukul 12:01 dini.hari yang awalnya direncanakan, tanggal 26 Agustus, satu unit yang dipimpin oleh Letnan Herzner bergerak keluar dan menyerang stasiun ke-reta api di Kota Mosty, membawa sedikit tawanan orang Polandia. Ketika Herzner menelepon untuk melaporkan, ia diberitahu untuk menghentikannya. Atas perintah itu, ia melepaskan tananan-tahanannya dan kembali ke Jerman.
Sekarang, kekacauan ini seharusnya telah membuat maksud Hitler jelas. Tetapi cukup luar biasa, pemerintah Polandia tidak melihat tanda-tanda itu. Mereka membi-arkan insiden itu berlalu tanpa diperhatikan. Dan ketika Nazi menyapu negeri itu pada tanggal 1 September, orang-orang Polandia masih terkejut.
Kita tidak ingin melewatkan tanda-tanda serangan akhir Allah pada sejarah ma-nusia. Kita tidak ingin dikejutkan oleh kedatangan Allah yang kedua kali. Meskipun sejumlah tanda berbicara nyaring, Yesus memberikan salah satunya dalam Matius 24 sebagai tanda terakhir-Nya. la menyatakan, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seiuruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesu-dahannya" (Mat. 24:14).
Saya yakin bahwa Yesus sedang menggenapi janji-Nya. Nubuatah ini sedang digenapi. Jadi daerah-daerah yang dulunya belum dimasuki, sekarang sedang di-sentuh oleh Injil. Ribuan pionir Misi Global sedang membawa Injil ke wilayah-wilayah yang belum dimasuki. Media massa memberikan dampak. Program-program radio dan televisi Advent mengajarkan jutaan orang tiap minggunya. It Is Written sekarang menyiar dalam sembilan bahasa di 130 negara dunia, termasuk 200 juta penduduk berbahasa Arab di Republik Slovakia, meliputi seiuruh Afrika Tengah dan Timur, India, dan Timur Tengah, dengan kabar baik tentang Yesus Kristus.
Transmitter kuat lainnya di Pulau Guam mengirim program siaran radio di Asia, termasuk sebagian besar Cina. The Adventist Media Center di Tula, Rusia, mengha-silkan program-program dalam 16 bahasa berbeda tiap harinya. Ini hanya sedikit dari beberapa cara yang Allah gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya. Memang, Injil kerajaan ini sedang dikhotbahkan ke dunia. Satu hal yang pasti. Allah sedang meniupkan angin dan kita tidak irigin melewatkannya.
Rabu, 7 Desember
RUMAH YANG ALLAH DIRIKAN
"Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18).
Di tahun 1850, arsitek Sir Joseph Paxton menyerahkan rancangannya untuk bangunan yang akan menjadi London's Great Exhibition pada tahun 1851. Paxton menciptakan bangunan dimensi raksasa yang tidak akan ada bahan beratnya atau yang janggal. la membayangkan satu struktur yang akan menghasilkan efek ringan, bahkan tanpa bobot. Masalahnya adalah, tidak ada cara untuk mendirikan bangunan semacam itu pada masa itu. Struktur besar memerlukan dinding-dinding tinggi untuk menopangnya. Sepertinya tidak ada cara untuk menciptakan bangunan anggun dan melayang seperti yang dipikirkan Paxton.
Tetapi kemudian ia mengingat tanaman tertentu yang ia sedang kerjakan sebagai seorang tukang kebun, bunga bakung air (royal water lily). Daun bunga bakung yang mengapung besar, sampai enam kaki diameternya, dan sangat tipis, namun meskipun begitu, tanaman itu agak stabil. Tanaman itu mencapai kestabilan ini karena topangan yang agak rumit di bagian bawah. Tulang rusuk yang menyebar dari tengah daun ke arah luar, berpisah menjadi banyak cabang.
Bunga bakung air itu memberikan kunci kepada Paxton untuk membuat mimpi arsiteknya menjadi kenyataan. la menggunakan sedikit topangan utama yang dihu-bungkan dengan banyak rusuk kecil dalam rancangannya. Hasilnya: Crystal Palace, satu keberhasilan yang luar biasa. Itu terbukti menjadi satu titik balik dalam bidang arsitektur. Gedung-gedung pencakar langit dari baja dan kaca yang kita lihat di se-kitar kita hari ini, berawal dari Crystal Palace yang anggun dan terbuka itu, dan ya, kembali pada rancangan hebat dari bunga bakung indah itu.
Tuhan membangun gedung besar luar biasa lainnya, gereja-Nyal "Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya" (Ams. 9:1). Hikmat llahi telah membangun gereja Allah pada tujuh ajaran dasar. Doktrin Alkitabiah ini adalah penopang-penopang yang menopang struktur kebenaran yang Allah telah tetapkan, Itu adalah kebenaran kekal. Meskipun banyak rusuk menghubungkan penopang ini (doktrin), ketujuhnya ini adalah "tiang" yang menopang. Itu semua berpusat pada Kristus, dan semua Kitab Suci berputar mengelilinginya.
Ketujuh kebenaran kekal ini adalah fondasi wahyu Allah di seiuruh sejarah. Itu adalah tanda-tanda yang mengidentifikasi gereja Allah di akhir zaman. Yaitu: (1) Kitab Suci (Yoh. 17:1-7), (2) Keselamatan (Yoh. 3:16), (3) Kedatangan Yesus yang kedua kali (Yoh. 14:1-3),(4) Sabat (Yoh. 14:15), (5) Keadaan orang mati (Yoh. 11:11-26), (6) Bait Suci (Yoh. 17:4,11, 24), dan (7) Roh Kudus dan Roh Nubuat (Yoh. 14:15-17).
Ini adalah kebenaran-kebenaran kekal, dan semua kekuatan alam maut tidak dapat menghancurkannya.
No comments:
Post a Comment