Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

RENUNGAN HARIAN 25-31 Oktober 2011


25 Oktober
HATI YANG TERBUKA AKAN MENYEMBUHKAN

"Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kaml terbuka lebar-lebar bagi kamu" (2Korintus 6:11).

Suatu hari Frederick II, raja Prussia, menginspeksi sebuah penjara di Berlin. Satu per satu para tahanan dengan gencarnya memprotes ketidakbersalahan mereka. Tiap pernyataan mengaku telah menerima tuduhan yang salah. Hanya satu tahanan yang tetap diam. Jadi Frederick bertanya kepadanya, "Kau, di sini! Mengapa engkau ada di sini?"
"Perampokan senjata, Yang Mulia."
"Apakah engkau bersalah?"
"Ya memang. Saya pantas mendapat hukuman."
Sang raja memanggil kepala penjara. "Penjaga," ia memerintah, "lepaskan orang bersalah ini sekarang juga. Saya tidak ingin dia ada di penjara ini menodai semua orang-orang baik dan tak bersalah ini."
Ketika kita jujur dengan kesalahan kita, kasih karunia Allah dapat menyembuh-kannya.
Orang bijak berkata, "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan ber-untung" (Ams. 28:13). Sia-sia mencoba menyembunyikan dosa-dosa kita dari Allah, karena "segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita hams memberikan pertanggungan jawab" (Ibr. 4:13).
Hati yang terbuka itu menyembuhkan. Pengakuan itu bersifat mengobati. Ketika dalam kesedihan yang besar atas dosa-dosa, kita secara jujur mengakuinya kepada Allah, la melakukan mukjizat kasih karunia ke dalam hati kita. la mengampuni dosa-dosa kita dan memulai proses penyembuhan di dalam diri kita. Pengakuan kita me-nyiapkan jalan bagi Allah untuk melakukan sesuatu yang istimewa di dalam hati kita. Hasilnya adalah hilangnya efek dosa-kesalahan, hukuman, rasa takut, kemarahan, kebencian, dan banyak emosi negatif lainnya-yang dapat menghancurkan sosok in-dah kita yang sebenarnya.
Ketika kita terbuka di hadapan Allah, kita memberikan izin bagi-Nya untuk me­lakukan pekerjaan-Nya yang ajaib di dalam diri kita. la memotong bisul kepahitan dan mengeluarkan nanah kebencian. la membersihkan racunnya. la mengosongkan emosi-emosi negatif, agar kita benar-benar menjadi orang-orang yang diinginkan.
Akankah Anda datang ke hadapan-Nya pada hari ini, dengan hati yang jujur dan pengakuan terbuka? Akankah Anda terbuka di hadapan Allah? Anda akan senang telah melakukannya, karena hati yang terbuka itu akan menyembuhkan.

26 Oktober
KASIH-NYA MENYERAP LUKA KITA

"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nya-wa-Nya untuk kita" (1 Yohanes 3:16).

Seorang pria muda bernama Don sedang menikmati hidupnya. Setidaknya be-gitulah kelihatan dari luar. la berkencan dengan sederetan gadis-gadis cantik. Pria lain melihat dia dengan iri hati. Tetapi di dalam, Don sedih. la hancur luluh. Kencan-nya dilakukan karena terpaksa. la mendapati dirinya menggunakan satu demi satu. wanita hanya untuk keluar dari depresinya. Ketika ia merasa lemah, ia harus menda-patkan hiburan dari wanita.
Don tahu, ia tidak adil dengan pasangan-pasangannya. la dibesarkan dalam rumah tangga yang sangat keras. Seringkali ia bertobat dan berjanji kepada Allah bahwa ia akan mengubah caranya, tetapi polanya berlanjut. Akhirnya Don mengun-jungi seorang penasihat Kristen yang menggunakan prinsip-prinsip rohani dan Alki-tabiah. Don hanya ingin mengubah siklus jahat perilakunya. la menginginkan formula untuk mengubah kebiasaannya yang merusak. Tetapi perlahan-lahan ia menyadari bahwa ada satu alasan mengapa ia mendapatkan penyakit depresi ini.
Di balik depresi Don ada kehampaan, yaitu ketidakmampuan menyerap kasih dengan cara yang sehat. Dengan demikian ia digerakkan, berulang kali, mencoba mendapatkan kasih dengan cara yang tidak sehat. Don tidak mampu mendapatkan pegangan pada perilaku merusaknya, sampai ia menghadapi kehancuran di dalam dirinya, sampai ia mulai memahami apa itu kasih Allah yang tak bersyarat.
Rasul Yohanes memahami kasih. Dengan pena yang dicelupkan dalam kasih Allah, ia menulis, "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah" (1 Yoh. 3:1). Hati kita yang merindukan kasih, menemukannya di dalam Dia. Keinginan kita terhadap kasih dipuaskan di da­lam Dia.
Beberapa dari kita sudah cukup beruntung berasal dari keluarga-keluarga di mana kasih diungkapkan dengan cara yang bebas. Yang lain berasal dari keluarga-keluarga yang berantakan-rumah-rumah tangga di mana kasih tidak diekspresikan sama sekali, atau dengan cara-cara yang disesuaikan. Apa pun latar belakang Anda, Allah memenuhi kekurangan kasih itu. Biarlah ayat berikut mendorong kasih terta-nam dalam hati Anda: "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yoh. 4:9). "Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih" (ayat 16).
Hari ini hiduplah dalam kasih Allah. Dengan sadar kita berkata, "Allah mengasihi saya, dan kasih-Nya mengisi hati saya. Di dalam Dia, saya sempurna." Biarkan kasih-Nya memuaskan Anda hari ini.

27 Oktober
MEMBERITAHUKAN YANG BENAR KEPADA DIRI SENDIRI

"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga" (Efesus 1:3).

Saat mengadakan seri penginjilan It Is Written di Sao Paulo, Brazil, saya bertemu seorang wanita bernama Anna yang percaya bahwa hidupnya tak berguna. la mena-rik, cerdas, dan ramah, tetapi sangat tertekan.
Pada hari ulang tahunnya yang kedua puluh tiga, ia memutuskan untuk meng­akhiri nyawanya sendiri. Sebelum mengakhiri semuanya, ia menulis sebuah surat kepada keluarganya dan kepada teman-teman dekatnya, dan ia bahkan menulis se­buah surat kepada Allah.
Ajaibnya, pada saat ia menulis surat-surat inilah, telepon berbunyi. Orang yang bertelepon telah memutar nomor yang salah, tetapi sang penelepon segera merasa-kan kesusahan Anna, la secara perlahan menguatkan Anna dan memberikan peng-harapan. Kemudian ia mengajak Anna ke pertemuan penginjilan yang sedang saya adakan. Anna datang menginginkan kehidupan yang baru dan rindu disembuhkan dari kehancurannya. la datang merindukan agar rasa sakit dan luka di dalam batin-nya lenyap.
Anna duduk terpesona tatkala saya berbicara tentang bagaimana kita ini ber-harga di dalam Kristus; di dalam Kristus kita dikasihi; di dalam Kristus kita diterima; di dalam Kristus kitadapat dijadikan utuh. Anna menangani percakapan dalam dirinya. la menghadapi kebohongan-kebohongan yang berputar di kepalanya. la menerima kebenaran bahwa di mata Kristus ia berharga. Kebohongan yang telah memenjara-kan dia telah lepas.
Kebenaran, tentu saja, cukup nyata. Tetapi kebenaran itu harus tertanam di da­lam. Roh Kudus menanamkan kenyataan padanya. Allah menjadikan kesan itu nyata dalam pikirannya, dan terang-Nya bersinar di dalam hatinya. Ini adalah permulaan penyembuhan bagi Anna.
Inilah pemikiran yang telah mengubah pemikirannya: "Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya" (Ef. 1:6). Jika kita diterima, maka kita tidak ditolak. Jika Bapa menerima saya melalui Yesus, maka saya dapat menerima diri saya sendiri. Ketika kita mene­rima Yesus oleh iman, kita tinggal di dalam kebenaran-Nya. Bapa menerima kita, sebagaimana la menerima Putra-Nya sendiri. Semua pekerjaan baik oleh Kristus dan hidup-Nya yang benar, dijadikan sebagai bagian kita. "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus" (Rm. 8:1).
Bapa tidak akan menghukum Putra-Nya sendiri. Melalui Kristus kita sepenuhnya diterima oleh Bapa bagikan Putra-Nya sendiri. la menyambut kita. la merangkul kita. la meyakinkan kita. la menerima kita. la mengasihi kita. Kehidupan kekal adalah milik kita! Surga adalah rumah kita.

28 Oktober
MENGENAL ALLAH
(Bagian 1)

"Inilah hidupyang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3).

Intisari kehidupan kekal adalah mengenal Allah. Sukacita kekekalan yang sejati bukanlah bangunan istana, tetapi bangunan hubungan. Persekutuan dengan Allah adalah yang paling dalam dan paling memuaskan dari semua hubungan.
Allah merindukan hubungan yang intim dengan kita. Persahabatan kekal kita de­ngan Allah akan menjadi satu perpanjangan hubungan yang kita yang dimulai di sini. Sepahjang kekekalan kita akan menemukan lebih banyak keindahan karakter-Nya.
Hubungan dengan Allah menggiatkan seluruh pengalaman Kristen kita dan me-nyiapkan kita untuk kekekalan. Ellen White menulis, "Berjalanlah senantiasa di dalam terang Allah. Renungkan tabiat-Nya siang dan malam. Maka engkau akan melihat keindahan-Nya dan bergembira dalam kebaikan-Nya. Hatimu akan bergelora dengan perasaan kasih-Nya. Anda akan diangkat seakan-akan oleh lengan yang kekal. De­ngan kuasa dan terang yang diberikan Allah, Anda dapat memahami lebih dalam lagi dan melakukan lebih banyak daripada yang pernah engkau anggap mungkin" (Mem-bina Keluarga Sehat, him. 479).
Oleh mengenal Allah, merenungkan karakter-Nya, tinggal dalam kasih-Nya, maka kita menjadi segala sesuatu seperti yang Allah telah tentukan saat diciptakan. Dalam persekutuan dengan Allah, kita mencapai potensi sepenuhnya. Oleh berhu-bungan dengan Pencipta, maka kita menerima kuasa-Nya. Dalam hubungan kita de­ngan Yesus, maka kasih karunia-Nya berkuasa di dalam hati kita dan mengalir ke dalam hidup kita.
Kekristenan bukan hanya satu perangkat aturan; melainkan satu hubungan yang radikal. Sepanjang kekekalan kita akan mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Makin kita kenal Dia, maka kita akan semakin mengagumi Dia. Kita dengan sukacita berseru dengan wanita Sulam, "Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju" (Kid. 7:10).
Tidak ada persekutuan yang lebih manis daripada mengenal Yesus. Tidak ada kepuasan yang lebih besar daripada persahabatan dengan Tuhan kita. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada yang menyatukan hati kita dengan Dia.
Allah telah memberikan kita cicipan awal cita rasa kasih-Nya, sebagai satu pem-bangkit selera, merangsang keinginan kita untuk kekekalan. Makin kita kenal Dia, maka kita akan semakin ingin mengenal Dia lebih baik. Dengan mengenal Dia, maka kerajaan surga sudah tinggal dalam hati kita.

29 Oktober
MENGENAL ALLAH
(Bagian 2)

"Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN" (Mazmur 104:34).

Alkisah ada seorang pria tua asal Eropa yang berkunjung ke Amerika untuk per-tama kalinya di akhir tahun 1800-an. Ketika ia kembali ke rumahnya, setelah tinggal beberapa lama di Amerika, teman-temannya bertanya apa yang paling mengesankan baginya. Jawabannya yang mengejutkan mereka ialah, "Orang-orang Amerika terus bergerak, bergerak, bergerak. Mereka selalu bergerak. Sekalipun ketika mereka du-duk, mereka memiltki sebuah kursi yang menggerakkan mereka ke depan dan ke belakang." Ini tentu saja, adalah kursi goyang.
Dalam dunia kita yang rumit dengan jadwal padat, jatuh tempo yang penuh te-kanan, permintaan produksi dan penjualan, dan komunikasi mass media, kehidupan itu sendiri kelihatan bagaikan sebuah pusaran. Kita juga adalah satu masyarakat yang bergerak, bergerak, bergerak.
Mungkin ini saatnya berhenti, mengambil napas dalam dan mengevaluasi prio-ritas-prioritas kita, mengkaji apa yang paling penting. Mungkin ini waktunya untuk berhenti berlari dan mendengar suara Allah.
A. W. Tozerberdoa, "Tuhan, ajarkan saya untuk mendengar. Hidup begitu bising, dan telinga saya lelah dengan ribuan suara parau terus menerus menyerangnya. Be-rikan saya semangat dari Samuel kecil ketika ia berkata kepada-Mu, 'Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar'" (1 Sam. 3:9).
"Biarkan saya mendengar-Mu berbicara ke dalam hatiku. Biarkan saya terbiasa dengan suara-Mu, agar nadanya akrab terdengar ketika suara-suara dunia menguap, dan satu-satunya suara adalah suara dari perkataan-Mu."
Doa ini dapat menjadi kenyataan dalam hidup kita. Mengapa tidak mulai mem-buatnya nyata dalam hidup Anda hari ini?
Berjalan-jalanlah sendirian. Perkembang seni berdoa sementara Anda sedang berjalan, kemudian berdiam dirilah dan dengarkan suara Allah. Lihatlah bintang-bintang. Duduklah di tepi laut. Berjalanlah di tengah hutan. Berkelana di sekeliling taman. Dengarkan suara Allah.
Atau bangunlah sedikit lebih awal di pagi hari lalu renungkan Mazmur, dan de­ngarkan Allah sedang berbicara kepada Anda. Mungkin Anda adalah "orang malam" yang cocok dengan malam. Kalau demikian, temukan satu tempat yang tenang di rumah setelah semua orang tidur lelap, dan perlahan baca perlahan Kitab Suci dan biarkan Allah berbicara.
Pada saat-saat perenungan inilah Allah terasa dekat dan jiwa kita terhubung. Mengapa tidak membiarkan jiwa Anda terhubung hari ini? Temukan tempat itu di da­lam hati Allah yang padanya jiwa Anda dapat menemukan tempat tinggal..

30 Oktober
TUKANG JAWAB

"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah-yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit-maka hal itu akan diberikan kepadanya" (Yakobus 1:5).

Cecil Adam dapat disebut "Tukang Jawab," la menjawab pertanyaan-pertanyaan para pembaca di sebuah kolom koran yang disebut The Straight Dope. Cecil mampu membahas sisi-sisi rahasia yang luar biasa.
Misalnya, seseorang yang ingin mengetahui, "Apakah saya mendapatkan udara dengan pendingin udara menyala atau dengan jendela terbuka?" Maka Adam menja-lankan beberapa tes. Waktu itu hawa panas menyengat. Mematikan pendingin udara dan membuka jendela namun tidak menghemat bahan bakar karena menambah ta-rikan pendingin udara. Yang bertanya lainnya menulis, "Jika seorang bayi dilahirkan di bulan dan hidup di sana selama 20 tahun, akankah dia mampu menyesuaikan diri dengan gravitas bumi jika ia dibawa ke bumi?" Jawabannya, "Sistem otot orang bulan itu barangkali terlalu lemah untuk menghadapi gravitas bumi." Dan orang lain bertanya, "Berapa lama manusia dapat bertahan hidup hanya makan rati saja?" Ja­wabannya, "Tiga sampai enam bulan. Kalau iaminum juga."
Adam dinyatakan sebagai manusia paling cerdas di dunia. la mengiklankan: "Semua rahasia besar dari dunia kosmos dapatdijelaskan dengan ringkas." Sebuah penjelasan bagi semua misteri! Pemikiran itu cukup menarik juga, bukankah demi­kian? Cecil Adams dapat membentuk hubungan dengan para ahli biologi, kimia, dan fisika untuk menjawab banyak keingintahuan hidup.
Tetapi bagaimana dengan rahasia kehidupan yang sesungguhnya? Bagaimana saya dapat menemukan kedamaian pikiran? Bagaimana saya menjadi orang yang benar-benar saya dambakan? Bagaimana sayabebas dari kesalahan? Bagaimana pernikahan saya dapat mencapai potensinya yang seutuhnya? Di manakah kita da­pat menemukan tuntunan ketika membuat keputusan besar?
Ada Dia yang menyediakan jawaban-jawaban jelas untuk pertanyaan-pertan­yaan kita yang membingungkan. la rindu menuniun kita membuat keputusan-kepu-tusan yang sebaik mungkin. Kita dapat membuat doa Daud sebagai doa kita: "Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu" (Mzm. 143:1).
Allah itu setia. la tidak akan mengecewakan fe. la ingin memberikan kita petun-juk. Dialah "Tukang Jawab" yang sesungguhnya. Hikmat Allah itu tak terbatas, dan la ingin membagikan hikmat-Nya kepada kita. Tidak ada yang ingin Dia lakukan bagi kita selain memiliki keistimewaan menuntun hidup kita. la tidak akan pernah menye-lewengkan keputusan-keputusan kita, atau memaksa kita untuk menerima hikmat-Nya. Dan la ada di sana menunggu dengan sabar.

31 Oktober
HARI PEPERANGAN BERAKHIR

"Mereka akan berperang melawan Anak Domba. TetapiAnak Domba akan menga-lahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Diajuga akan menang, yaitu mereka yang ter-panggil, yang telah dipilih dan yang setia" (Wahyu 17:14).

Seorang prajurit Jerman bernama Hans akan senantiasa mengingat hari Perang Dunia II berakhir baginya. Waktu itu tanggal 6 Juni 1944. Hans telah menyaksikan tahun-tahun peperangan sebagai bagian dari kebanggaan Hitler, yang tampak seba­gai tentara tak terkalahkan. Tetapi sekarang ia merasa seperti seorang pria tua.
Hans dan sahabat-sahabatnya sedang berada di bawah galian benteng perta-hanan Jerman yang panjang, di sepanjang pesisir Pantai Normandia. Berita-berita mulai berdatangan lewat telegram. Prajurit tentara payung telah mendarat. Pesawat luncur telah tiba di sana. Kapal-kapal sedang mendekat. Di tengah kekacauan itu, Hans mendapat perintah melakukan patroli pengintaian ke arah pantai. la mengum-pulkan beberapa prajurit infanteri dan bersiap hendak berangkat.
Tiba-tiba sebuah tank Inggris mendekat dan mulai menembak. Setiap orangber-pencar. Hans bersembunyi di semak dan kemudian mencoba kembali ke barisan Jer­man, tetapi ia tertangkap oleh prajurit payung Inggris dan bergerak ke arah pantai,
Ketika matahari terbit pagi berikutnya, Hans melihat sesuatu yang dengan cepat mengubah pandangannya sebagai seorang tahanan perang. Di lautan sana tampak armada penyerbu yang berjejer di kaki langit, kapal-kapal beriringan tanpa terpu-tus. Dan di pantai Hans melihat pasukan, senjata, tank-tank, mesiu, dan kendaraan-kendaraan bongkar muat terus-menerus. Sepertinya tidak ada habisnya!
Siapakah yang dapat bertahan dari serangan gencar seperti itu? Hans menge-luarkan napastandakelegaan, dan memberitahu dirinyabahwa iaseorang yang ber-untung. Jelas, pada hari itu, 1944, hanya ada satu pihak yang menang, pihak armada Sekutu yang berdatangan ke Eropa.
Apakah Anda pernah merasakan bahwa Anda adalah bagian dari satu pepe­rangan, semacam konflik panjang dalam kehidupan pribadi Anda? Apakah Anda per­nah merasa jenuh dengan penderitaan yang tampak berlanjut terus di dunia kita?
Buku Wahyu menggambarkan hari penuh kemuliaan ketika tentara kemenangan Allah akan turun dari langit dan peperangan akan berakhir. Wahyu 17:14 menggam­barkan kekuatan Anak Domba dengan menyatakan, "Anak Domba akan mengalah-kan mereka." Wahyu 19 menambahkan, "Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguh-nya, ada seekor kuda putih; dan la yang menungganginya bernama: 'Yang Setia dan Yang Benar', la menghakimi dan berperang dengan adil" (ayat 11).
Tidak ada kekuatan di bumi atau di neraka yang dapat bertahan melawan tentara Allah. Semua kekuatan jahat tidak berdaya di hadapan hadirat-Nya. Suatu hari, pepe­rangan besar akan berakhir. Tuhan kita akan berkuasa selamanya sebagai Raja.



No comments:

Post a Comment