Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

RENUNGAN HARIAN 17-24 Oktober 2011


Senin 17 Oktober
MENYEMBUHKAN LUKA
"Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka- lukamu" (Yeremia 30:17).

Harold Hughes tidak pernah punya waktu untuk kedua putri kecilnya. la mempunyai alasan-alasan yang biasa. Bisnis perusahaan truknya menghabiskan semua waktunya. Bila tidak sedang berada di jalanan, maka ia seringkali bepergian keluar menghibur rekan-rekan bisnisnya.
Tetapi sebuah masalah khusus yang membuat Harold absen, baik secara fisik maupun emosional, dari keluarganya. la seorang pecandu alkohol. Ketika istrinya, Eva, mencoba membicarakan tentang hal itu, ia marah. Kadang-kadang anak-anak perempuannya bersembunyi di balik lemari ketika ia pulang ke rumah. Akhirnya Eva bersama anak-anaknya meninggalkan rumah. Ini mengejutkan dia sehingga memaksanya membuat janji yang serius. la bersumpah di hadapan hakim, bahwa ia tidak akan menyentuh minuman keras selama satu tahun. Keluarganya kembali.
Beberapa minggu kemudian, Harold bepergian ke pertemuan para pengusaha truk di Iowa. Satu pagi ia terbangun di Hotel Des Moines dan memperhatikan mun-tahan di kamar mandi. la bahkan tidak mengingat ketika ia mabuk. Tetapi satu lagi janji telah dilanggar. Segala sesuatu berubah, dari buruk menjadi lebih buruk. Satu malam Harold memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan senapan ukuran 12 di bak mandi. Walau demikian, sebelum menarik pelatuknya, ia berpikir sebaiknya menjelaskan kepada Allah mengapa ia melakukan ini.
Doa itu terbukti menjadi titik balik kehidupannya. Harold mengakui dirinya sebagai seorang pemabuk yang gagal dan putus asa, dan minta pengampunan. Malam itu Kristus datang ke dalam hidupnya. Allah Bapa hadir, mengusir kekosongan dan kebencian diri, mengisinya dengan sukacita. Harold menyerahkan dirinya pada disiplin dan pemuridan Kristus. Setiap hari ia mencari Allah dalam doa dan mempelajarl firman Allah. Allah menggenapi janji-Nya: "Sebab Aku akan mendatangkan kesem­buhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu" (Yer. 30:17).
Allah memulihkan kesehatan fisik, mental, dan kerohanian Harold. Segala sesu­atu berubah perlahan dalam hidupnya, semua tidak terjadi sekaligus, tetapi Harold bergerak ke arah yang benar. Pernikahannya membaik. Hubungannya dengan anak-anaknya membaik. Dan pemahamannya tentang harga dirinya juga membaik.
Harold Hughes menjadi senator Amerika Serikat dan gubernur Iowa yang terke-nal. la menerima banyak penghargaan publik, tetapi saat yang paling penting adalah malam di mana ia menyerahkan dirinya sendiri sepenuhnya kepada Yesus.
Yesus mengajak kita untuk datang kepada Dia dengan semua tantangan hidup, la sepenuhnya mampu menanggulanginya. Mengapa tidak membawakan tantangan terbesar yang Anda hadapi hari ini kepada-Nya dan membiarkan Dia menangani-nya?

Selasa 18 Oktober
DI SANA BERDIRI ANAK DOMBA
"Sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih" (Wahyu 13:8).


Suatu kisah dulu kala dari perkampungan Jamestown memberikan gambaran indah tentang kasih karunia. Cerita tentang Pocahontas dan John Smith-kisah nyata.
Ketegangan-ketegangan antara penduduk baru dan orang-orang Indian yang menduduki negeri itu tetap mengganjal. John Smith, seorang pemimpin gagah berani dari perkampungan itu, mencoba merundingkan perdamaian dengan kepala suku pribumi Amerika, Powhatan.
Tetapi suatu hari, pada satu upacara Indian, Smith ditangkap oleh para pejuang yang memaksa kepalanya diturunkan di beberapa bebatuan. Mereka mengangkat pentungan seolah hendak membunuh dia.
Tiba-tiba putri kesayangan kepala suku, seorang gadis muda bernama Poca­hontas, muncul dari keramaian dan membaringkan dirinya sendiri di atas tahanan itu. la menawarkan nyawanya sebagai ganti nyawa Smith. Eksekusi pun dihentikan.
Dua hari kemudian Smith terkejut bahwa ia telah diadopsi sebagai putra kehormatan sang kepala suku.
Pocahontas akhirnya jatuh cinta dan menikah dengan seorang petani Inggris bernama John Rolfe. la adalah seorang Kristen yang baik dan memiliki integritas. Pocahontas segera menganut kepercayaan Kristen, menjadi seorang yang percaya terhadap Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Pocahontas memahami pengorbanan, apa artinya menyerahkan diri sendiri.
Menyerahkan diri Anda sendiri adalah intisari Kekristenan. Tema utama surga adalah pengorbanan. Ketika rasul Yohanes yang diasingkan memandang ke langit dalam penglihatan nubuatan, ia melihat, "seekor Anak Domba seperti telah disembe­lih" (Why. 5:6).
Domba itu disebutkan hampir 30 kali dalam buku Wahyu. Dari asal mula dunia ini kepada penutupannya yang penuh kemuliaan, kisah cinta Anak Domba yang mati itu merupakan cerita di halaman utama. Yesus Anak Domba yang telah disembelih "sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan" (Why. 13:8). Suatu hari, kita akan bergembira pada jamuan pernikahan makan malam Anak Domba itu (Why. 19:7).
Pengorbanan-Nya, kematian-Nya, kasih-Nya memenangkan hati kita. Pengor-banan-Nya adalah pengorbanan tertinggi, dan yang dapat kita lakukan adalah jatuh di kaki-Nya dan menyerahkan hati kita. Tanpa pengorbanan Yesus, maka kita harus menjalani kematian kekal; tetapi dengan pengorbanan itu maka kita dijamin kepada kehidupan yang kekal.


Rabu 18 Oktober
BIARLAH KEBEBASAN BERBUNYI
"Ia telah mengutus aku... untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan" (Yesaya 61:1).

Pada satu hari di musim dingin di bulan Februari 1832, seorang mahasiswa muda teologi beristirahat di kamar asramanya di Andover Seminary di Andover, Mas­sachusetts. Samuel Francis Smith membolak-balik halaman kumpulan lagu-lagu Jerman untuk anak-anak, yang diberikan oleh temannya, Lowell Mason, penulis dan penggubah lagu pujian terkenal. Matahari terbenam di langit sebelah barat, melukiskan kaki langit dengan goresan merah lembayung. Smith berbaring di tempat tidur-nya bersantai. Hari belajar yang berat telah membuatnya kelelahan. Demi kelegaan ia menggunakan waktu tenang sejenak menikmati lagu yang dikirim temannya.
Tatkala ia menyanyikan satu persatu lagu itu, sebuah nyanyian menarik perhatiannya melebihi yang lain, la menyanyikannya beruiang kali, la melihat kata-kata di bawah halaman itu. Pengetahuannya tentang bahasa Jerman memberitahunya bahwa kata-kata itu bersifat patriotik, tetapi itu tidak menarik bagi dia. Nyanyian itu kurang menginspirasi dibanding lagu-lagu lainnya. Samuel memutuskan untuk menulis kata-katanya sendiri. la menulis di secarik kertas, di sebuah kamar sederhana seo­rang mahasiswa, sebuah lagu yang menggugah jutaan orang. Kata-katanya mengalir bebas, pena Samuel kesulitan mengikuti pikirannya. Seolah tangan llahi sedang menuntun dia saat menulis:
"Negeriku adalah milik-Mu, negeri bebas yang indah;
Aku bernyanyi tentang-Mu, negeri tempat nenek moyangku pergi;
Negeri tempat kebanggaan peziarah, dari setiap sisi gunung;
Biarkan kebebasan itu berbunyi." Ada satu kerinduan yang besar di dalam hati orang-orang di mana pun terhadap kebebasan. Terbelenggu oleh ikatan totalitarisme, mereka rindu bernyanyi, "Negeri indah tempat kebebasan." Terkungkung karena kepercayaan hati nurani, mereka berseru, "Biarlah kebebasan itu berbunyi."
Ada jenis kezaliman yang lain. Yakni kekejaman roh jahat yang mengendalikan semua orang yang berserah pada godaannya yang memikat. Rasul Paulus menuliskan kebenaran kekal ketika ia menyatakan, "Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati?" (Rm. 6:16).
Setan menahan kita dalam perbudakan. Ketika kita berserah kepada dosa, maka dosa itu mengendalikan kita. Dosa mendominasi kita. Dosa membelenggu kita. Dosa menemukan kita. Dosa memenjarakan jiwa kita.
Hanya Yesus yang dapat membebaskan kita. Ketika la berseru di Kalvari, "Sudah selesai," la menyatakan kemenangan atas belenggu dosa. Dari Bukit Kalvari Yesus berseru, "Biarlah kebebasan berbunyi," dan kita pun sungguh-sungguh bebas.

Kamis 20 Oktober
MELIHAT DENGAN MATA ALLAH
"Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar" (Matius 13:16).

Perjanjian Baru mendesak kita berulang kali untuk melihat manusia dengan mata Allah, dalam cara yang baru. Rasul Paulus menegaskan ini dalam 2 Korintus 5. la menulis tentang Yesus yang mati bagi seluruh dunia, bagi setiap manusia (ayat 14, 15). la menulis tentang perbedaan yang dibuat oleh pengorbanan, bagaimana kita harus memandang orang-orang melalui kasih Kristus. "Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesung-guhnya yang baru sudah datang" (ayat 16,17).
Kristus memberikan kita jalan yang sama sekali baru dalam memandang manu­sia. Kita tidak menganggap sesama kita menurut ukuran manusia, yakni yang tampak dari luar. Kita tidak fokus pada kekurangan, kerapuhan, hal-hal yang dapat membi-ngungkan kita. Kita sekarang melihat pada individu tersebut sebagai seseorang yang kepadanya Kristus telah mati. Apakah Anda mengerti apa artinya itu? Itu artinya indi­vidu ini memiliki nilai yang tidak terbatas, harga yang tak terhingga.
Lihatlah manusia dengan mata kasih karunia. Itulah yang penting. Itulah yang membuat perbedaan di dunia ini. Kita sedang melihat apa yang ada di dalam, Kita fokus pada apa jadinya orang-orang itu nanti-bukan dengan tulang pipi yang benar, bukan dengan warna mata yang benar, tetapi dengan hati yang benar yang Allah ta-ruh di dalam diri kita.
Perbedaan apakah yang akan dibuatnya pada hari ini. Akan ada perbedaan da­lam pekerjaan. Ada orang-orang di tempat kerja Anda yang dapat memberikan banyak hal, namun masih tertahan di sudut, hanya karena penampilan. Itu juga akan membuat perbedaan dalam pernikahan Anda. Kita perlu dihargai oleh orang-orang yang dekat dengan kita, dan kita paling perlu menghargai apa yang ada di dalam diri orang lain.
Itu juga akan membuat perbedaan yang luar biasa bagi anak-anak kita. Me­reka perlu dibesarkan agar mengetahui bahwa mereka dihargai atas apa yang ada di dalam diri mereka, atas potensi mereka, atas karakter mereka. Begitu banyak hal di dunia remaja memberitahukan hal yang bertentangan. Mereka dinilai oleh paras dan penampilan. Mereka sangat ingin diterima, menjadi terkenal. Tetapi popularitas begitu sering ditentukan oleh hal-hal yang ada di permukaan dan bagian luar.
Allah melihat kemurnian motif-motif kita. la melihat pada ketulusan hati kita. la memandang kejujuran maksud dalam hidup kita. Ketika kita melihat dengan mata Allah, kita juga melihat di balik semua permukaan. Kita akan melihat bukan hanya apa yang orang-orang lakukan, tetapi pada kemurnian maksud mereka, karena me­reka diciptakan dalam gambar Allah dan ditebus oleh darah-Nya.

Jumat 21 Oktober
MATA KASIH KARUNIA
"Dan supaya la menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus" (Efesus 1:18).

Pelelangan online di musim gugur tahun 1999 menarik perhatian media. Los An­geles Times menampilkan itu pada halaman depannya. Bukan pelelangan perhiasan klasik, mobil sport atau lagu populer tahun tertentu. Itu adalah pelelangan telur-telur miliki delapan model paling terkenal dunia, dan telur-telur itu bila dibuahi akan mene-tas dengan baik.
Berikut ceritanya. Seorang fotografer mode California telah memperoleh hak un-tuk telur-telur milik para model itu. Mereka yang berminat melihat telur-telur itu di situs fotografer itu. Sang fotografer mengetahui bahwa ia dapat melelang telur-telur itu dengan harga yang agak tinggi. Penawaran mulai pada harga 15,000 dolar dan akan naik hingga 150.000 dolar.
Masyarakat kita melihat penampilan luar. Mereka menghargai penampilan yang cantik. Apabila Anda benar-benar memikirkannya, sebuah pelelangan seperti ini mem-berikan nilai berdasarkan pada betapa cantiknya mereka tampak dari luar. Ini berten-tangan dengan ajaran-ajaran Perjanjian Baru. Barangkali Anda tidak menyadarinya, tetapi Bapa surgawi Anda telah menaruh nilai yang sangat besar pada Anda. Tetapi la tidak menetapkan harga pada Anda berdasarkan paras Anda, atau berdasarkan rekening bank Anda, atau posisi Anda di tempat kerja.
Allah melihat hati Anda. la melihat hati Anda ketika la menyerahkan Putra tung-gal-Nya, dan la bersedia membayar dengan harga tak terhingga bagi Anda.
Petrus menulis, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak ber-noda dan tak bercacat" (1 Ptr. 1:18,19).
Allah menempatkan harga tak terhingga pada Anda ketika Yesus menyerahkan hidup-Nya bagi Anda. la melakukannya karena la melihat apa yang ada di dalam diri Anda. la melihat sesuatu yang dapat ditebus. la melihat seseorang yang dapat men­jadi seorang anak Allah, la melihat seseorang yang dapat menjadi satu ciptaan yang
baru.
Ingatlah itu, ketika Anda bereaksi kepada orang lain. Ingatlah bahwa Allah telah menempatkan nilai yang tak terhingga terhadap Anda. Pandanglah orang lain dengan cara Allah telah memandang Anda. Lihat potensi mereka. Lihatlah apa yang paling penting. Allah telah menetapkan nilai yang tak terhingga pada Anda. la menilai Anda lebih daripada yang dapat Anda bayangkan, dan la memberi Anda nilai untuk siapa diri Anda, bukan bagaimana penampilan Anda. Ini harus mengisi hati kita pada hari ini.

Sabtu 22 Oktober
MENGATASI KEMATIAN
"Dan sesudahyang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan" (1 Korintus 15:54).

Aktris Kari Coleman berperan sebagai paranormal pada berbagai pertunjukan. la mempelajari teknik-teknik tertentu dan berlatih meramal. Setelah penampilannya, Kari berkata, "Saya tidak percaya betapa rapuhnya orang-orang terhadap diri mereka sendiri. Ini meresahkan."
Kari merasa bersalah karena menipu seorang pria yang ibunya telah mening-gal dunia. la menemui dia setelah pertunjukan itu dan mengaku dengan air mata bercucuran bahwa itu semua bohong. Ibunya tidak benar-benar memberikan pesan. Betapa terkejutnya Kari, pria itu tidak tampak marah atau kecewa. la malah senang mengalami pengalaman itu, sekalipun itu hanya ilusi.
Kari menyimpulkan bahwa obsesi manusia terhadap paranormal tidak menye-" hatkan. "Sampai Anda berurusan dengan kesudahan kematian," katanya, "Anda tidak dapat maju terus. Jika Anda benar-benar berpikir bahwa ada manusia yang dapat berbicara dengan anak Anda yang sudah mati, maka Anda akan tetap tertipu dengan itu. Anda harus mengakhirinya."
Alkitab memberikan satu gambaran kematian yang memadukan kesudahan de­ngan pengharapan yang luar biasa. Di dalam Kitab Suci ada penutupan sampai pada satu titik. Kematian itu adalah tidur (Yoh. 11:11-14). Orang mati tidak dapat berko-munikasi dengan orang hidup (Ayb. 7:9,10). Antara orang mati dan orang hidup ada "jurang yang tak terseberangi" (Luk. 16:26)
Tetapi kematian bukanlah akhir perjalanan. Alam maut bukanlah malam tanpa pagi. Orang-orang Kristen tidak pernah mengatakan selamat berpisah untuk terakhir kalinya, karena akan ada reuni penuh kemuliaan pada pagi kebangkitan. "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangka-kala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa" (1 Tes. 4:16:17).
Pengharapan Kristen adalah pada kedatangan Tuhan kita. Penyakit dan penderitaan tidak akan memberikan kata terakhir, tetapi Yesus yang akan mengakhiri. Malapetaka dan kematian tidak akan menang, Yesus yang akan menang.
Di pemakaman di bawah Roma, orang-orang Kristen abad kedua menulis pada kuburan orang-orang yang mereka kasihi, "Selamat tinggal, sayangku, sampai pagi nanti." Pagi yang cerah akan segera tiba di mana semua anak-anak Allah akan dijem-put untuk bertemu Dia di langit. Pada hari itu kita akan memiliki satu penutupan akhir: "Maut telah ditelan dalam kemenangan" (1 Kor. 15:54).

Minggu 23 Oktober
SULAP LAWAN FIRMAN
"Janji-Mu menghidupkan aku" (Mazmur 119:50).

Karen Winterburn membuat asumsi yang keliru, bahwa segala sesuatu yang supra alami pastilah baik. Ketika remaja, ia telah mempelajari Alkitab dengan sung-guh-sungguh. Tetapi kemudian Karen mulai mencoba-coba ilmu gaib. Orang-orang di sekitarnya memberitahu dia bahwa itu rnerupakan bagian dari perjalanan rohaninya. Sepertinya agak romantis. la sedang menjelajah dunia yang baru. Akhirnya Karen menjadi seorang ahli perbintangan profesional. la menasihati orang-orang dan meng-ajar di konvensi-konvensi. la mempraktikkan horoskop, menggunakan numerologi, dan kartu-kartu tarot. la mengembangkan keahlian sebagai seorang "paranormal kerasukan."
Ahli-ahli parapsikologi (cabang psikologi) bahkan mengadakan eksperimen-eks-perimen dengan Karen sementara ia sedang kerasukan. Di bawah pengaruh hipnotis, ia dapat mendiskusikan fisika subatomis dan masalah-masalah biofeedback secara rinci-hal-hal yang sangat sedikit diketahuinya. Karen tampaknya telah masuk ke alam bawah sadar yang lebih tinggi. la jauh lebih dalam pada alam gaib. Namun Karen merasa hampa. Karena semua ini tidak membawa dia lebih dekat kepada kesadaran yang saleh, atau setidaknya pada satu pengetahuan tentang Allah dalam dirinya. Tetapi ia merasa lebih dijauhkan dari hubungan berarti mana pun dengan Allah. Sebenarnya, Karen merasa dijauhkan dari kehidupan rohani yang tulus.
la mencoba mengisi kehampaan di dalam batinnya, tetapi ia mendapati dirinya sendiri hanya tunduk pada serangkaian dewa yang berdatangan-dewa-dewa Hin­du, dewa-dewa Yunani, dewa-dewa Mesir, dewa-dewa Aramik. la terus bertanya, "Apakah kau orangnya?" Dan mereka semua menjawab, "Ya." Tetapi masing-masing membuat dia mati rasa secara rohani.
Setelah bertahun-tahun, Karen akhirnya menulis, "Semakin jelas bagi saya bahwa pertumbuhan rohani bukanlah sesuatu hal yang saya sedang alami, tetapi saya jaunt. Saya menyadari telah berputar-putar dalam lingkaran, dan tidak lebih de­kat pada kebenaran sekarang daripada ketika saya mulai mencarinya."
Ada satu sumber pertumbuhan rohani yang kuat. Sumber itu memberikan sub-stansi, bukan misteri. Mungkin tidak tampak spektakuler, tetapi lebih permanen. Ada satu kedalaman pengalaman rohani bila mempelajari firman Allah. Roh Kudus yang sama yang mengilhami Alkitab, akan menginspirasi kita tatkala mempelajarinya. Kristus yang berbicara dulu, juga berbicara sekarang. Khotbah di atas bukit, perum-pamaan-perumpamaan dan mukjizat-mukjizat-Nya, semua menggema sepanjang abad. Semua itu masih menyentuh hati kita. Firman itu masih mengubah kehidupan kita, mengubah batin kita secara radikal. Pertumbuhan dalam kasih karunia melalui firman Allah memerlukan disiplin, tetapi dalam perjalanan panjang itu menyediakan kekuatan rohani yang bertahan lama.

Senin 24 Oktober
SABAT DAN HARGA DIRI
"Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antaraAku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwaAkulah TUHAN, Allahmu " (Yehezkiel 20:20).

Sebuah kisah diceritakan tentang saat-saat mengerikan ketika banyak orang dikirim ke kamp pengungsi Nazi. Di stasiun kereta api, pada salah satu kamp kematian itu, petugas SS mulai memisah-misahkan pria-pria yang tangguh dari wanita dan anak-anak.
Seorang ayah yang adalah anggota kerajaan, menyadari seketika bahwa ia mungkin tidak akan pernah bertemu lagi dengan anaknya. Jadi ia berlutut di samping anak laki-lakinya dan memegang bahunya. "Michael," katanya, "apa pun yang terjadi, aku ingin kau mengingat satu hal. Kau itu istimewa; kau adalah anak dari seorang raja."
Segera, ayah dan anak dipisahkan oleh para tentara. Mereka digiring ke bagian-bagian kamp yang berbeda. Keduanya tidak pernah saling bertemu lagi.
Michael mengetahui kemudian bahwa ayahnya telah tewas dalam ruang gas. la harus pergi sendiri dan mencoba jalannya sendiri di dunia. Namun kata-kata terakhir ayahnya selalu diingatnya: "Kau adalah anak seorang raja." Michael bertekad bahwa apa pun yang terjadi, ia akan berperilaku seperti seorang anak raja.
Sabat adalah satu pesan penting dari Bapa surgawi kita, satu tanda yang menyatakan: "Engkau adalah anak dari Raja alam semesta. Aku menyatakan dirimu sebagai milik-Ku sendiri."
Sabat berbicara tentang Allah yang telah menciptakan kita. Sabat menuntun kita kembali kepada asal mula kita. Tiap Sabat kita diingatkan bahwa kita bukanlah anak yatim kosmik. Kita bukanlah anak miskin jalanan yang terlantar. Kita ini adalah anak-anak Sang Pencipta.
Karena la telah menciptakan kita, maka la menghargai kita. Karena la telah menjadikan kita, la tertarik dengan kita. Segala sesuatu yang menyangkut kita, menyangkut Dia juga. Hal-hal yang menyusahkan kita, menyusahkan Dia juga. Ketika kita terluka, Dia terluka. Sebagaimana Yesaya, sang nabi, mengatakannya, "la men­jadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka" (Yes. 63:9).
Mengapa? Sebab la telah menciptakan kita. la adalah Bapa pengasih yang pe-duli dengan anak-anak-Nya. Jika Allah menghargai saya begitu besarnya, tidakkah seharusnya saya menghargai diri saya sendiri? Jika Allah menghargai saya lebih da­ripada yang dapat saya bayangkan, tidakkah seharusnya hati saya dipenuhi dengan dorongan pada hari ini?
Saya adalah milik-Nya, dan la adalah milik saya, dan dengan itu saya puas. Hati saya dialiri sukacita dalam pengetahuan tertentu bahwa saya adalah seorang anak dari Raja alam semesta.

No comments:

Post a Comment