Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

RENUNGAN HARIAN 9-16 Oktober 2011


Minggu 9 Oktober
MENGALAHKAN KEPUASAN DIRI

"Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku" (Wahyu 3:16).

Tidak banyak yang tersisa sekarang ini, tetapi Laodikia pastilah kota yang cukup bagus. Tempatnya sudah jarang dilalui, dan sedikit turis yang mengunjungi lokasinya sekarang ini. Sangat sedikit penggalian dilakukan. Di tempatnya yang utama, Laodikia merupakan tempat tinggal bagi hampir 150.000 orang penduduk. Tempat itu merupakan pusat perdagangan yang penting di Asia Kecil, sebuah kota kerajaan yang terkenal dengan wol hitam berkilat yang dihasilkan di sana. Laodikia juga adalah pusat perbankan yang sangat kaya. Ketika kota itu dihancurkan oleh gempa buml di tahun 60, warganya menolak bantuan keuangan dari Roma untuk membangun kem-bali kotanya. Orang-orang Laodikia yang sombong membangun kota itu dari sumber daya mereka sendiri. Kota itu juga sudah maju dalam seni pengobatan. Para praktisi medisnya sudah mengembangkan salep terkenal untuk mata.
Pekabaran Wahyu kepada Laodikia menjangkau tempat yang makmur ini sampai ke akhir abad pertama. Surat itu menyebutkan masalah rohani yang mempengaruhi hampir semua kita pada satu saat atau saat lainnya. Surat itu mulai dengan diagnosis Kristus tentang masalahnya. la berkata, "Aku tahu segala pekerjaanmu engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau pa-nas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku" (Why. 3:15,16).
Yesus menggunakan satu kiasan untuk menggambarkan masalah rohani Air yang suam-suam kuku itu, tidak panas juga tidak dingin. Tidak cukup panas untuk menyediakan mandi yang baik. Tidak cukup dingin untuk menjadi air minum yang baik. Sesuatu yang secara insting Anda muntahkan dari mulut.
Apakah yang sedang dibicarakan Tabib itu? Kepuasan diri, kelalaian? Orang orang Laodikia tidak panas. Mereka tidak memiliki api rohani dalam diri mereka, mereka tidak memiliki satu hasrat untuk mengenal Allah. Tetapi mereka juga tidak dingin Mereka tidak menolak Allah. Mereka tidak mencari sembahan yang lain. Mereka itu suam-suam kuku. Mereka memiliki kehidupan rohani yang cukup untuk membuat me-reka nyaman, tetapi tidak cukup membuat mereka bergerak ke mana pun, Mereka tidak dapat terilhami sebagai orang-orang kudus. Mereka tidak dapat ditobatkan sebagai orang-orang berdosa.
Rentangkan batasan kenyamanan Anda. Sisihkan waktu tertentu setiap hari untuk berdoa. Pilihlah satu buku dari Alkitab dan baca sampai selesai. Masukkan ayat ayat Kitab Suci dalam ingatan. Ambil sebuah tantangan baru dalam nama Yesus Anda keluar dari kepuasan diri secara rohani dengan mengambil beberapa langkah pasti yang membentangkan Anda hingga garis batas. Tantangan rohani apakah yang akan Anda terima hari ini?

Senin 10 Oktober
RISIKO KETIKA MERASA DIRI CUKUP

"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli daripada-Ku" (Wahyu 3:17,18).

Merasa diri cukup secara rohani sangatlah berbahaya. Orang-orang yang me-rasa diri cukup yakin bahwa segala sesuatu yang mereka miliki berada dalam ken-dali. Mereka tidak menyadari adanya masalah. Mereka mengira segala sesuatu baik-baik saja, padahal tidak. Itulah masalah Laodikia. Dalam Wahyu 3, kita dapat melihat bahwa Yesus menelaah lebih dalam diagnosis-Nya. la berkata, "Karena engkau ber­kata: Aku kaya dan tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang" (Why. 3:17).
"Aku kaya... dan tidak kekurangan apa-apa." Begitulah yang dirasakan orang-orang Laodikia. Jelas, bahwa orang-orang Kristen di kota itu adalah bagian dari kemakmuran menyeluruh. Mereka tidak dibeda-bedakan. Mereka tidak menderita penganiayaan.
Itu adalah kabar baik. Tetapi orang-orang Laodikia tidak tertarik kepada Injil. Injil tidak menggerakkan mereka. Kabar baik Yesus Kristus telah menjadi kabar lama. Materialisme menumpulkan kerohanian mereka. Kesibukan kehidupan sehari-hari menetralkan nilai-nilai rohani mereka. Idealnya, menjadi nyaman itu tampaknya bu-kan hal yang buruk, dan tentu saja bukan hal yang berbahaya. Apa salahnya apabila kebutuhan Anda terpenuhi? Apa salahnya dengan keuangan yang aman? Apa salah­nya puas dengan apa yang Anda miliki?
Jawabannya tidak ada sama sekali, kecuali apabila Anda miskin, buta, dan telanjangdan tidak mengetahuinya! Masalahnya ada ketika Anda kelaparan di dalam, tetapi Anda kira Anda sudah kenyang. Masalahnya timbul ketika Anda buta di dalam, tetapi Anda mengira dapat melihat.
Kristus mengajak menaruh "minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat" (ayat 18). Dalam Perjanjian Baru, Roh Kuduslah yang membuka mata Anda, yang menerangi pikiran Anda. Roh Kuduslah yang membantu kita memahami dan meyakinkan kita tentang kebenaran.
Mudah memang mengembangkan titik mana saja untuk melemahkan karakter kita Roh Kuduslah yang dapat membantu kita melihat apa sebenarnya yang ada di dalam hati kita sendiri.
Mengapa tidak meminta kepada Roh Kudus untuk "memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh. 16:13)? Kebenaran tentang perilaku Anda, kebenaran tentang dosa-dosa tersembunyi dalam hati Anda sendiri, kebenaran tentang keblasaan yang memperbudak-mengapa tidak meminta kepada Roh Kudus untuk menyatakan hal hal ini kepada Anda dan membebaskan Anda hari ini?

Selasa 11 Oktober
Dl PINTU

"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendenga suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku" (Wahyu 3:20).


Surat ini penting, terutama karena Laodikia melambangkan gereja zaman seka-rang. Surat itu menyempurnakan gambaran Allah tentang umat-Nya di sepanjang se­jarah. Kata Laodikia berarti "umat yang dihakimi." Inilah gereja sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali. Inilah gereja pada saat penghakiman. Sayangnya, orang-orang Laodikia suam-suam kuku atau berpuas diri. Hidup di masa yang paling me-nyenangkan dalam sejarah dunia, mereka gagal mengerti daruratnya waktu. Mereka gagal memahami pentingnya waktu itu.
Jemaat Kristus yang terakhir, Laodikia, berdiri tenang di ambang kekekalan. Namun ia tidur dengan nyaman dalam kepuasan diri yang suam-suam kuku. la hidup di jam-jam terakhir dunia tetapi gagal mengenali pentingnya masa di mana ia hidup.
Kristus berdiri di depan pintu hati Laodikia. la berseru kepadanya agar bangun, meraih kesempatan itu dan menyatakan firman-Nya.
Apakah obat dari-Nya untuk kelesuan rohani? Tabib Agung merekomendasikan agar orang-orang Laodikia pergi untuk membeli tiga hal.
Yang pertama, membeli emas (Why. 3:18). Apakah maksudnya? Kita menemu-kan ungkapan yang sama persis dalam tulisan Petrus: "Kemumian imanmu-yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana" (1 Ptr. 1:7). Petrus menghu-bungkan pengujian iman itu kepada emas yang dimurnikan dalam api. Iman adalah komoditi yang tak ternilai yang pantas dimiliki. Mengembangkan satu hubungan yang percaya dengan Allah adalah intisari semua ketulusan rohani. Itu adalah mata uang emas Kekristenan. Yesus berkata, "Bangunlah-kamu sangat miskin tanpa iman."
Berikutnya Tabib Agung meresepkan "pakaian putih" (Why. 3:18). Dalam Perjan-jian Baru, pakaian putih adalah simbol kebenaran atau hak berdiri bersama Allah. Ma-nusia yang berdosa dibenarkan melalui pakaian tak bernoda yaitu kebenaran Kristus. Kebenaran-Nya mengubah karakter kita.
Terakhir, Tabib Agung mendorong kita untuk membeli minyak untuk mata agar kita dapat melihat kebutuhan kita. Minyak pelumas mata Roh Kudus membantu kita melihat diri kita sendiri apa adanya, dan melihat Yesus apa adanya Dia.
Obat Kristus itu manjur. la mendesak kita untuk memperkembang iman yang tulus, pengalaman pribadi bersama Dia, dan kemampuan melihat melalui mata Roh. Kita semua miskin, buta, dan telanjang secara rohani, tetapi la rindu untuk memper-kaya kita, mengenakan pakaian pada kita, dan memberikan kita pandangan. Semua yang kita perlukan ditemukan di dalam Yesus.

Rabu 12 Oktober
PERSEKUTUAN DENGAN KRISTUS

"Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya" (Wahyu 3:21).

Obat Kristus lebih manjur daripada rasa puas diri kita, lebih berpotensi daripada rasa cukup diri kita. Obat Kristus meresap jauh ke dalam jiwa kita. Sebuah hubungan yang hidup dengan Dia melalui iman adalah mata uang emas dari pengalaman Kris-ten kita. Kebenaran-Nya sudah cukup untuk menutupi dosa kita yang paling gelap dan menghilangkan cacat kita yang paling buruk.
Minyak pelumas mata dari Roh-Nya menyembuhkan kebutaan rohani agar kita dapat melihat Yesus di dalam semua keindahan-Nya. Dan ada satu lagi fakta yang Anda perlu ketahui tentang resep Kristus. la berkata, "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku" (Why. 3:20). Sesungguhnya inilah kabar baik itu. Tabib ini melakukan panggilan ke rumah! la tidak hanya mengiklankan resep agung-Nya; la membawanya kepada kita. la berdiri di pintu kita, menunggu diizinkan masuk.
Seolah-olah Penyembuh ini dapat membawa seluruh sumber air mineral pe-nyembuh ke depan pintu kita. la membawa barang-barang yang akan menyembuh­kan kita. la membawa emas, pakaian putih, dan minyak pelumas mata, ke depan pintu kita. la rindu masuk ke dalam hidup kita dan bersekutu dengan kita. Tuhan kita rindu memiliki hubungan yang dekat dan intim dengan kita, sama seperti dua orang sahabat duduk saat makan malam saling menceritakan kehidupan mereka antara satu sama lain.
Bukankah sekarang waktunya Anda membuka pintu itu, Anda duduk dan ber-bincang dengan Yesus? Tidakkah sekarang waktunya Anda untuk makan bersama dengan Dia? Anda telah menginvestasikan hidup Anda kepada begitu banyak hal. Bagaimanakah berinvestasi dalam hubungan yang paling berharga, hubungan yang dapat menghidupkan jiwa Anda yang sedang mengantuk?
Kristus sedang menunggu. Kristus sedang mengetuk. Kristus sedang berseru. Mengajak Dia masuk, itu terserah Anda. Apakah pesan kepada ketujuh jemaat itu disampaikan ke dalam hati Anda? Mengapa tidak mengucapkan doa ini bersama saya: "Ya Bapa, kami datang kepada-Mu karena kami telah mengalami tidur rohani, karena kami telah kehilangan semangat dalam diri kami. Dan dengan demikian kami ingin mengambil langkah iman yang pertama itu sekarang. Kami memerlukan emas-Mu untuk kemiskinan kami. Kami memerlukan pakaian putih-Mu untuk ketelanjangan kami. Kami memerlukan minyak pelumas-Mu untuk kebutaan kami: Untuk itu, kami membuka pintu hati kami lebar-lebar sekarang. Masuklah. Jadikan hati kami tempat tinggal-Mu. Biarlah Engkau menjadi Juruselamat kami. Amin."

Kamis 13 Oktober
MENEMUKAN ASAL USUL KITA

"Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semua-nya itu ada dan diciptakan " (Wahyu 4:11).

Alex Haley menghabiskan lebih dari tiga dasawarsa menelusuri asal usulnya di tiga benua. la merangkai potongan-potongan riwayat keluarganya sebagaimana yang dituturkan turun temurun selama berabad-abad dari ucapan yang keluar dari mulut, catatan sensus, dan wasiat-wasiat keluarga.
Lalu ia menemukan bahwa di tahun 1767 nenek moyangnya diculik di Sungai Gambia di Afrika, diangkut dengan sebuah kapal budak Inggris ke Annapolis, Mary-land, dan di tahun 1768 dijual kepada John Waller, dari Richmond, Virginia.
Kisah pencarian Alex Haley terhadap asal usulnya, juga membuat jutaan orang lain melakukan pencarian identitas mereka sendiri dengan semangat. Penelitian silsi-lah menjadi sangat populer.
Apakah asal usul saya? Apakah asal usul Anda? Temyata asal usul Haley itu le-bih dalam daripada hasil pencariannya. Melalui Yesus, mendiang Tuan Haley bukan hanya keturunan seorang budak-ia adalah seorang anak Allah.
Identitas kita memiliki asal usul di dalam asal mula kehidupan. Wahyu memper-lihatkan satu pemandangan surgawi yang mengagumkan. Makhluk surgawi sedang memuji Allah di ruang takhta alam semesta. Lagu pujian mereka menggema di se-luruh langit; "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hor-mat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan" (Why. 4:11).
Kita tidak terbentuk secara kebetulan. Kita ini bukanlah semacam keajaiban alam. Kita adalah anak-anak Allah, dibentuk oleh Pencipta yang mengasihi. "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (Kis. 17:28).
Hidup itu adalah karunia dari Allah. Tiap napas, tiap denyut jantung, tiap detik dalam hidup mengalir dari jantung Bapa yang penuh kemurahan hati. Kita tidak men­ciptakan diri kita sendiri. Kita tidak membuat diri kita sendiri menjadi ada. Kita ada oleh kehendak Allah, yang memiliki'satu rencana bagi hidup kita.
Hari ini kita dapat memuji Dia atas karunia kehidupan. Kita dapat memuji Dia sebagai Pencipta kita yang mengasihi dan Bapa yang baik. Kita tidak yatim piatu, tunawisma, atau budak yang terbelenggu. Kita adalah anak-anak Allah, dan tidak seorang pun di dunia ini dapat merenggut kita dari-Nya.

Jumat 14 Oktober
SEBUAH KESEMPATAN YANG TELAH DINUBUATKAN ILAHI

"Yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus" (Wahyu 12:17).

Di padang pasir Bechuanaland, Afrika Selatan, hiduplah seorang pria bernama Sukuba. Seorang anggota suku pengembara, ia menjalani kehidupan yang terisolasi. Satu malam di musim dingin, ia merayap ke dalam tendanya dan beristirahat malam itu. Tiba-tiba malam itu menjadi lebih terang daripada siang hari. Sesosok bercahaya muncul di hadapannya dan memberitahu dia untuk menemukan "Umat Buku." la ha­ms menemukan umat yang menyembah Allah. Apakah maksudnya? Bagaimana kah ia dapat membaca buku?
Bahasa Sukuba terdiri dari suara-suara mendesis dan mendengung, tidak se-perti bahasa sebagianbesar suku-suku Afrika lainnya. Sukar dituliskan. "Yang Berca­haya," sebagaimana Sukuba menyebut malaikat yang muncul kepadanya, berkata, "Buku itu berbicara. Kau akan Bisa membacanya." Sukuba pergi bersama keluar­ganya, mengadakan perjalanan dengan berjalan kaki selama beberapa hari. Suatu malam, sosok bercahaya itu muncul lagi dan memberitahu Sukuba bahwa ia harus menemukan "gereja pemelihara Sabat dan Pendeta Moye." Pendeta Moye akan me­miliki sebuah Buku, dan juga "empat buku cokelat yang sebenarnya sembilan."
Hari berikutnya Sukuba berdoa agar Allah memberikan dia sebuah tanda yang menuntun ia pada perjalanannya. Ketika ia selesai melakukannya, awan muncul di langit. Selama tujuh hari Sukuba mengikutinya. Awan itu menghilang di atas sebuah desa. Di sana Sukuba bertanya tentang Pendeta Moye dan dengan cepat diarahkan ke rumahnya. Setelah Sukuba menceritakan dalam dialek setempat, Pendeta Moye mengeluarkan Alkitabnya yang sudah usang. "Itu dia!" Sukuba berseru. "Itu dia! Te-tapi di mana keempat buku yang sebenarnya sembilan itu?"
Bertahun-tahun sebelumnya, Ellen White telah menulis sembilan jilid buku yang disebut Testimonies for the Church, yang kemudian dipadukan menjadi empat buku. Pencarian Sukuba berakhir. la telah menemukan "Umat Buku" itu, umat pemelihara Sabat, umat yang diberkati dengan karunia bemubuat.
Wahyu mengidentifikasi umat zaman akhir sebagai pemelihara hukum Allah dan memiliki karunia bernubuat. Wahyu 12:17 menyatakan: "Maka marahlah naga itu ke­pada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus." Iblis membenci pengantin wanita dari Kristus, yakni gereja Allah. Sepanjang abad ia memerangi wanita itu.
Testimony berarti seorang "saksi." Gereja Allah dituntun seorang "saksi dari Ye­sus." Itulah tepatnya arti seorang nabi. Sepanjang abad para nabi Allah telah mem-bawa kesaksian bagi Dia. Yohanes adalah seorang saksi dari Yesus. Inilah sebabnya mengapa malaikat menyatakan, "kesaksian Yesus adalah roh nubuat" (Why. 19:10). Sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh, dengan rendah hati kita percaya bahwa kita adalah kegenapan Hani pada ramalan Wahyu, dan Allah masih menuntun jutaan orang seperti Sukuba ke dalam pergerakan ini.

Sabtu 15 Oktober
KARUNIA NUBUAT DARI ALLAH

"Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus" (1 Korlntus 1:7).

Pada permulaan pergerakan Advent, seorang pengkhotbah Protestan yang terke-nal menantang James White dengan satu pertanyaan. "Tidakkah kalian orang-orang Advent percaya kepada Alkitab, dan hanya Alkitab saja? Jika demikian, mengapa ka­lian memiliki seorang yang disebut nabi di dalam gereja kalian?"
James White menjawab, "Kami orang-orang Advent menerima semua isi Alkitab, bahkan bagian yang berbicara tentang karunia bernubuat. Menolak karunia bernu-buat adalah menyangkal ayat Alkitab yang berjanji bahwa Allah akan membangkitkan 'karunia' itu di zaman kita." Rasul Paulus dengan sungguh-sungguh akan menyetu-juinya. "Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat" (1 Tes. 5:19, 20). Dalam Efesus 4:8 Paulus menambahkan bahwa ketika Juruselamat naik ke tempattinggi, la "memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." Sang rasul mendata salah satu pemberian itu sebagai karunia bernubuat.
Di bulan Desember 1844, Ellen Harmon yang berumur 17 tahun menerima peng-lihatannya yang pertama. la melihat umat Advent mengadakan perjalanan di jalan yang menanjak ke surga, dengan satu sinar terang yang menerangi jalan mereka. Sungguh, ini merupakan sebuah pekabaran yang menguatkan bagi kelompok orang percaya kecil yang terpencar-pencar, yang kemudian akan dikenal sebagai Masehi Advent Hari Ketujuh.
Dari tahun 1844 sampai kematiannya di tahun 1915, Ellen White menerima lebih dari.2.000 penglihatan dan mimpi nubuatan, menulis lebih dari 25 buku, dan berce-ramah kepada puluhan ribu orang di tiga benua. Dengan keakuratan dan wawasan yang menakjubkan, ia menulis pokok-pokok penting seperti pendidikan, nutrisi, kehi-dupan Kristus, kesalehan praktis, kondisi dunia, kesehatan seutuhnya, praktik medis, krisis dunia yang akan datang, dan banyak lagi yang lainnya.
Dalam bukunya California, Romantic and Beautiful, George Wharton James me­nulis tentang Ellen White, yang telah menjalani tahun-tahun terakhirnya di California. James berkata, "Wanita luar biasa ini, meskipun hampir seluruhnya belajar sendiri, telah menulis dan menerbitkan lebih banyak buku dan dalam banyak bahasa, yang beredar lebih luas daripada karya tulisan wanita mana pun dalam sejarah" (him. 320).
Allah telah memberikan karunia nubuat kepada umat-Nya agar kita sejahtera secara fisik, mental, dan spiritual. Janji-Nya kepada kita hari ini adalah, "Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil" (2 Taw. 20:20).
Apakah Anda mengharapkan karunia nubuat dari Allah? Apakah Anda menerimanya sebagai satu karunia dari Tuhan yang mengasihi, yang menginginkan Anda lebih dekat kepada Dia setiap harinya?

Minggu 16 Oktober
IA TIDAK PERNAH LEWAT BEGITU SAJA DI DEPAN KITA

"Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan" (Lukas 10:33).

Ann Landers menceritakan sebuah kisah menarik pada salah satu karangannya. Seorang pria di luar kota Western menunggu seseorang yang mau menolong dia ka-rena mobilnya rusak, dan dia menunggu selama 11 jam.
Pria itu hanya beberapa mil jauhnya dari kota ketika mesin mobilnya mogok. la keluar dan mencoba menghentikan orang-orang yang lewat. Mobil-mobil berlalu kencang, melaju 60 sampai 70 mil per jam di jalan raya. Tidak seorang pun mau berhenti. Saat itu malam sangat dingin. Akhirnya pelancong yang lelah itu pun putus asa. Catatan bunuh diri yang ditinggalkannya di penghapus kaca terbaca: "Saya sudah menunggu seseorang untuk berhenti selama 11 jam lamanya. Saya tidak tahan lagi karena hawa dingin. Mereka hanya lewat begitu saja." Jadi ia mengakhiri semua-nya.
Ada masa-masa dalam hidup kita, ketika tampaknya semua orang berlalu begitu saja. Sepertinya tidak ada yang peduli. Yesus menceritakan sebuah kisah untuk men-dorong kita selama masa-masa, di mana kita merasa sangat sendirian.
Seorang saudagar yang babak belur dipukuli, penuh memar dan luka, tergeletak berlumuran darah di jalan menuju Yerikho. Seorang imam yang sedang pulang dari tugas-tugas Bait Suci di Yerusalem menuju rumahnya di Yerikho, hanya memandang pria yang merintih kesakitan itu sambil berlalu. la terlalu suci untuk dapat membantu. Seorang Lewi, orang beragama lainnya, mendekat. Orang Lewi itu menatap pria yang menderita itu dan mengevaluasi risiko bila ikut terlibat. Para pencuri yang merampok orang yang sekarat itu, bisa saja merampok dia. la bisa saja mendapat nasib yang sama. la juga pergi berlalu dari pria yang menderita itu.
Akhirnya seorang Samaria, yang berasal dari bangsa lain, mendekat. Kitab Suci berkata, ia "pergi kepadanya" (Luk: 10:34).
Yesus selalu datang kepada kita. la masuk ke dalam hati kita yang sedang sakit. la mengerti kebutuhan kita. Orang Samaria itu memiliki belas kasihan terhadap pria tadi, membalut luka-lukanya, dan membawanya ke tempat yang aman.
Yesus dekat di saat-saat duka kita. la membuai kita di tangan-Nya dan mem-balut luka-luka kita. la melayani kebutuhan kita. la menyembuhkan rasa sakit kita. la membuat ketentuan yang diperlukan untuk membuat kita terus melangkah maju, Yang lain boleh saja melewati kita, tetapi la tidak akan pernah. la mendengar seruan minta tolong kita. la melihat kesakitan kita. la mengetahui semua penderitaan kita Dan yang paling baik dari semua itu, la tidak meninggalkan kita. Ketika kita  sendirian dan sangat membutuhkan Dia, di situlah Dia berada.



No comments:

Post a Comment