"Dan rupa
belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan
di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka
sama seperti muka manusia, dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan
gigi mereka sama seperti gigi singa, dan dada mereka sama seperti baju zirah,
dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda,
yang sedang lari kv medan peperangan" (Wahyu 9:7-9)
Sebuah penelitian telah menemukan sasaran atau tujuan teologis yang tidak
jelas dalam bagian ayat ini. Apakah Yohanes seperti menambahkan satu gambaran
hanya untuk menegaskan kengerian gambaran keseluruhan. Pelajaran rohani apakah
yang kita dapatkan dari penggambaran yang mengerikan seperti ayat di atas?
Apakah peran dan maksud malapetaka dalam perjalanan keseharian kita bersama
Dia?
Biasanya pikiran kita akan kembali kepada Allah dan Firman-Nya ketika
bencana melanda. Pencipta itu telah membentuk kita sebagai manusia. Oleh karena
itu, Alkitab seperti buku petunjuk untuk sebuah perangkat lunak komputer.
Alkitab menjelaskan asal usul kita, bagaimana kita dibuat, dan bagaimana kita
berfungsi paling baik. Buku petunjuk terbaik pasti berasal dari orang yang
membuatnya. Demikian halnya mengapa Alkitab sangat penting bagi kita. Dia yang
menciptakan kita tahu bagaimana rupa kita dan bagaimana kita harus hidup.
Dosa itu seumpama cacat dalam "perangkat lunak" tubuh dan pikiran
kita. Saat sistem pengoperasian komputer Anda menemukan suatu kesalahan, Anda
menelepon Microsoft dan berkata, "Begini, ada masalah dengan Windows
saya." Tidakkah menyenangkan jika Anda mendengar, "Saya sangat
menyesal mendengarnya. Saya Bill Gates. Bolehkah saya membantu Anda?" Sebagai
pemimpin Microsoft, beliau dalam posisi yang sangat bagus untuk memastikan
masalah Anda terselesaikan! Sama seperti perangkat lunak, banyak tangan yang
terlibat dalam pembuatan Alkitab. Tetapi Allah secara pribadi terlibat
langsung dalam setiap bagiannya. Ketika kita mempelajari Alkitab dan berdoa,
secara pribadi kita "terhubung" dengan sang Arsitek Agung.
Penghakiman
Allah, secara sederhananya menjadi pencari perhatian. Itu bukan untuk
pembalasan dendam, tetapi lebih sebagai panggilan untuk bangun supaya kita
dapat menyelaraskan kembali "perangkat lunak" kita seperti awal
mulanya dirancang Allah: Diciptakan oleh Allah, kita berfungsi paling baik pada
saat berada dalam hubungan dengan Dia. Bencana yang paling buruk yang dapat
terjadi, adalah, pada saat kita memalingkan wajah dari Allah dan mencoba
melakukan segala sesuatu menggunakan jalan kita sendiri. Sangkakala adalah
malapetaka yang mengingatkan dan membawa hati kita jauh dari malapetaka yang
lebih besar.
Tuhan, aku berterimakasih atas kehadiran-Mu sementara
kami mempelajari ketujuh sangkakala. Dan Buku Petunjuk Ilahi menjadi pusat
pikiranku.
No comments:
Post a Comment