Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

Kamis, 20 Juni 2013


"Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan un­tuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia, dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari kv medan peperangan" (Wahyu 9:7-9)
Sebuah penelitian telah menemukan sasaran atau tujuan teologis yang ti­dak jelas dalam bagian ayat ini. Apakah Yohanes seperti menambahkan satu gambaran hanya untuk menegaskan kengerian gambaran keseluruhan. Pela­jaran rohani apakah yang kita dapatkan dari penggambaran yang mengerikan seperti ayat di atas? Apakah peran dan maksud malapetaka dalam perjalanan keseharian kita bersama Dia?
Biasanya pikiran kita akan kembali kepada Allah dan Firman-Nya keti­ka bencana melanda. Pencipta itu telah membentuk kita sebagai manusia. Oleh karena itu, Alkitab seperti buku petunjuk untuk sebuah perangkat lunak komputer. Alkitab menjelaskan asal usul kita, bagaimana kita dibuat, dan bagaimana kita berfungsi paling baik. Buku petunjuk terbaik pasti berasal dari orang yang membuatnya. Demikian halnya mengapa Alkitab sangat penting bagi kita. Dia yang menciptakan kita tahu bagaimana rupa kita dan bagaima­na kita harus hidup.
Dosa itu seumpama cacat dalam "perangkat lunak" tubuh dan pikiran kita. Saat sistem pengoperasian komputer Anda menemukan suatu kesalah­an, Anda menelepon Microsoft dan berkata, "Begini, ada masalah dengan Windows saya." Tidakkah menyenangkan jika Anda mendengar, "Saya sangat menyesal mendengarnya. Saya Bill Gates. Bolehkah saya membantu Anda?" Sebagai pemimpin Microsoft, beliau dalam posisi yang sangat bagus untuk memastikan masalah Anda terselesaikan! Sama seperti perangkat lunak, ba­nyak tangan yang terlibat dalam pembuatan Alkitab. Tetapi Allah secara pri­badi terlibat langsung dalam setiap bagiannya. Ketika kita mempelajari Alkitab dan berdoa, secara pribadi kita "terhubung" dengan sang Arsitek Agung.
Penghakiman Allah, secara sederhananya menjadi pencari perhatian. Itu bukan untuk pembalasan dendam, tetapi lebih sebagai panggilan untuk bangun supaya kita dapat menyelaraskan kembali "perangkat lunak" kita seper­ti awal mulanya dirancang Allah: Diciptakan oleh Allah, kita berfungsi paling baik pada saat berada dalam hubungan dengan Dia. Bencana yang paling bu­ruk yang dapat terjadi, adalah, pada saat kita memalingkan wajah dari Al­lah dan mencoba melakukan segala sesuatu menggunakan jalan kita sendiri. Sangkakala adalah malapetaka yang mengingatkan dan membawa hati kita jauh dari malapetaka yang lebih besar.
Tuhan, aku berterimakasih atas kehadiran-Mu sementara kami mempela­jari ketujuh sangkakala. Dan Buku Petunjuk Ilahi menjadi pusat pikiranku.


No comments:

Post a Comment