Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

Selasa, 28 Mei 2013


"Maka kataku kepadanya: “Tuanku, tuan mengetahuinya,” Lalu ia ber­kata kepadaku: 'Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari KESU­SAHAN YANG BESAR, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba™ (Wahyu 7:14).
Dalam bahasa aslinya, kata untuk kesusahan (thlipseos) merujuk pada lebih dari sekadar penganiayaan dan mati syahid. Hal itu mencakup konsep- konsep seperti "kesukaran," "stres," "situasi menyulitkan," "dan "penderita­an" dalam pengertian umum. Banyak yang berasumsi bahwa "kesusahan be­sar" merupakan suatu peristiwa tertentu menjelang hari-hari terakhir sejarah bumi ini. Tetapi salah seorang dari tua-tua surgawi memberitahu Yohanes bahwa kumpulan orang banyak dalam Wahyu 7:9 adalah mereka yang "telah keluar" dari masa kesusahan yang besar. Apa pun arti ayat ini, frasa tersebut juga merujuk pada sesuatu yang sedang berlangsung pada zaman Yohanes, sesuatu yang terus berlanjut sepanjang sejarah Kekristenan.
Di sini Kitab Wahyu sangat masuk akal. Tidak seorang pun melalui ke­hidupan ini terbebas dari stress* tanpa "kesusahan besar." Perasaan takut terhadap kesusahan mengingatkan saya pada sesuatu yang terjadi di tempat kediaman sahabat saya. Dia tinggal di rumah yang terletak di puncak bukit pedesaan Iowa. Suatu hari saya mengunjunginya dan mengalami kejutan mengherankan. Seekor hewan terbesar keluar dari dalam rumah menyambut saya, berlari-lari bebas. Saya melihat hewan itu dari sudut mata saya, saya berpikir seekor singa sedang berjalan menuju saya. Hewan buas itu membu­ka mulutnya dan aumannya yang besar membuat saya takut setengah mati. Akan tetapi, setelah saya perhatikan, saya sedang berhadapan dengan seekor anjing seberat 113 kg! Hewan buas itu adalah anjing peliharaan teman saya, jenis St. Bernard diberi nama Gabe. Ternyata Gabe makhluk paling manis dan lembut. Gonggongannya seperti guntur menggelegar, tetapi itu hanya suara saja, tidak ada gigitan.
Seperti itulah stres. Meskipun kita mungkin memandangnya sebagai mu­suh, yang penting adalah bagaimana cara kita meresponsnya.64 Stres yang ti­dak terkendali secara dini akan melemahkan tubuh dan mengarah pada tim­bulnya penyakit. Namun stres yang dikelola dengan baik sebenarnya sesuatu yang berguna bagi hidup kita. Memberikan dorongan dan energi pada segala sesuatu yang kita lakukan, itu adalah sumber daya yang Allah pakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi-Nya (Ybh. 11; 2 Kor. 3:18). Pertumbuhan ter­jadi dalam kehidupan kita apabila kita menanggapi tekanan kehidupan seca­ra positif. Sementara kita mengharapkan kehidupan yang tenang dan penuh kedamaian, Allah melihat bahwa tanpa stres dan kesulitan, hanya sedikit per­tumbuhan dan perkembangan yang akan terjadi dalam diri kita. -
Tuhan, tolong aku untuk memandang kesukaran-kesukaran dalam hidup ini sebagai suatu jalan yang bisa Engkau pakai untuk membantu aku bertum­buh dan menjadi lebih berguna bagi pelayanan-Mu.

No comments:

Post a Comment