Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

Selasa, 11 Juni 2013

"Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan TERPUKULLAII SEPERTIGA DARI MATAHARI DAN SEPERTIGA DARI BULAN DAN SEPERTIGA DARI BINTANG-BINTANG, sehingga se­pertiga daripadanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak te­rang dan demikian juga malam hari" (Wahyu 8:12).
Malam itu seperti biasa saya dalam perjalanan pulang kerumah. Ketika saya tiba di tikungan dan memasuki jalan lurus yang menuju ke rumah saya, saya melihat satu pemandangan aneh. Bulan di langit terlihat penuh di atas kaki langit di depan saya, tetapi tampak seperti seseorang baru saja mengam­bil satu gigitan besar di sebelah kirinya.
"Mungkinkah itu bulan tiga perempat [saat bulan mulai menyusut setelah fase penuh]?" tanya saya pada istri saya yang ada di mobil bersama saya. "Ku­rasa bukan," katanya. "Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelum­nya." Tidak terpengaruh oleh pendapatnya, saya terus berpikir apakah bulan tiga perempat tampak seperti bulan sabit terbalik, atau apakah bentuknya se­perti "bekas digigit" seperti yang saya lihat malam itu. Sepanjang jalan saya bertanya-tanya dalam hati. Tetapi sesampainya di rumah, saya melupakan­nya, sampai 30 menit kemudian saya tiba-tiba teringat lagi pada bulan itu.
"Hei anak-anak!" saya memanggil anak-anak saya yang remaja. "Kalian harus melihat keluar jendela. Bulan terlihat seperti tergigit!" Mereka mengi­kuti saya keluar dari mang tamu untuk melihat melalui pohon di halaman ru­mah kami. Tetapi saya tidak siap dengan apa yang saya lihat kemudian. Bulan tidak lagi terlihat seperti tergigit. Yang saya lihat sekarang adalah bulan yang tinggal setengah. ["Apanya yang istimewa, Ayah?"] Apakah bulan dapat ber­ubah bentuk dalam setengah jam? Saya menggali semua pengetahuan ilmu alam yang ada di kepala saya dan tidak mendapatkan jawabannya. Kemudian saya memperhatikan bahwa bagian bulan yang gelap berwarna merah redup, melengkapi lingkaran yang penuh.
"Saya tahu!" saya tiba-tiba berteriak. "Pasti sedang terjadi gerhana bu­lan." Bumi bergerak tepat di antara matahari dan bulan, dan bayangan bumi bergerak melalui bulan." Saya melanjutkan melihat sampai bagian putih bu­lan benar-benar hilang, meninggalkan lingkaran merah yang redup.
Penjelasan paling baik tentang Wahyu 8:12 adalah mungkin sebuah gam­bar yang di lukis dari gerhana matahari dan bulan yang pasti diketahui luas pada masa kuno. Matahari, bulan, dan bintang-bintang melambangkan Fir­man Allah (Mzm. 16; 119:105), umat Allah (Dan. 12:3), dan hal-hal yang di surga (Dan. 8:10) dalam Peijanjian Lama. Penolakan terhadap Firman Allah dan jalan-jalan-Nya menghasilkan kegelapan rohani. Tetapi kegelapan di sini hanya sebagian. Kita masih memiliki waktu untuk bertobat.

Tuhan, aku ingin hidup dalam cahaya Firman-Mu dan Jalan-Mu. Tuntun aku agar tidak membuat keputusan-keputusan yang membawa ke dalam kege­lapan rohani.

No comments:

Post a Comment