"Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya
dan TERPUKULLAII SEPERTIGA DARI MATAHARI DAN SEPERTIGA
DARI BULAN DAN SEPERTIGA DARI BINTANG-BINTANG,
sehingga sepertiga daripadanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari
tidak terang dan demikian juga malam hari" (Wahyu
8:12).
Malam itu seperti biasa saya dalam perjalanan
pulang kerumah. Ketika saya tiba di tikungan dan memasuki jalan lurus yang
menuju ke rumah saya, saya melihat satu pemandangan aneh. Bulan di langit
terlihat penuh di atas kaki langit di depan saya, tetapi tampak seperti
seseorang baru saja mengambil satu gigitan besar di sebelah kirinya.
"Mungkinkah itu bulan tiga perempat [saat bulan
mulai menyusut setelah fase penuh]?" tanya saya pada istri saya yang ada
di mobil bersama saya. "Kurasa bukan," katanya. "Aku belum
pernah melihat yang seperti ini sebelumnya." Tidak terpengaruh oleh
pendapatnya, saya terus berpikir apakah bulan tiga perempat tampak seperti
bulan sabit terbalik, atau apakah bentuknya seperti "bekas digigit"
seperti yang saya lihat malam itu. Sepanjang jalan saya bertanya-tanya dalam
hati. Tetapi sesampainya di rumah, saya melupakannya, sampai 30 menit kemudian
saya tiba-tiba teringat lagi pada bulan itu.
"Hei anak-anak!" saya memanggil anak-anak
saya yang remaja. "Kalian harus melihat keluar jendela. Bulan terlihat
seperti tergigit!" Mereka mengikuti saya keluar dari mang tamu untuk
melihat melalui pohon di halaman rumah kami. Tetapi saya tidak siap dengan apa
yang saya lihat kemudian. Bulan tidak lagi terlihat seperti tergigit. Yang saya
lihat sekarang adalah bulan yang tinggal setengah. ["Apanya yang istimewa,
Ayah?"] Apakah bulan dapat berubah bentuk dalam setengah jam? Saya
menggali semua pengetahuan ilmu alam yang ada di kepala saya dan tidak
mendapatkan jawabannya. Kemudian saya memperhatikan bahwa bagian bulan yang
gelap berwarna merah redup, melengkapi lingkaran yang penuh.
"Saya tahu!" saya tiba-tiba berteriak.
"Pasti sedang terjadi gerhana bulan." Bumi bergerak tepat di antara
matahari dan bulan, dan bayangan bumi bergerak melalui bulan." Saya
melanjutkan melihat sampai bagian putih bulan benar-benar hilang, meninggalkan
lingkaran merah yang redup.
Penjelasan
paling baik tentang Wahyu 8:12 adalah mungkin sebuah gambar yang di lukis dari
gerhana matahari dan bulan yang pasti diketahui luas pada masa kuno. Matahari,
bulan, dan bintang-bintang melambangkan Firman Allah (Mzm. 16; 119:105), umat
Allah (Dan. 12:3), dan hal-hal yang di surga (Dan. 8:10) dalam Peijanjian Lama.
Penolakan terhadap Firman Allah dan jalan-jalan-Nya menghasilkan kegelapan
rohani. Tetapi kegelapan di sini hanya sebagian. Kita masih memiliki waktu
untuk bertobat.
Tuhan, aku ingin hidup
dalam cahaya Firman-Mu dan Jalan-Mu. Tuntun aku agar tidak membuat
keputusan-keputusan yang membawa ke dalam kegelapan rohani.
No comments:
Post a Comment