Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

Senin, 8 April 2013


"...Di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada EMPAT MAKHLUK penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. Dan KEEMPAT MAKHLUK ITU masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata" (Wahyu 4:6-8),

Di sini kita dihadapkan dengan kelompok empat "makhluk", yang pertama dari banyak makhluk aneh dan tidak biasa di dalam Kitab Wahyu. Makhluk-makhluk ini dipenuhi dengan mata dan masing-masing memiliki enam sayap. Banyak juga binatang-binatang aneh lainnya dalam Kitab Wahyu. Semua itu adalah binatang-binatang yang menarik, tetapi tidak akan pernah dijumpai nyata di hutan atau kebun binatang.

Saya teringat pada film kartun populer-The Lion King. Hewan-hewan dalam cerita film ini melambangkan manusia dan bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Dan pada kenyataannya, The Lion King adalah sebuah perumpamaan Afrika. Film kartun ini dimulai pada satu dunia yang sempurna, di mana kehidupan beijalan seimbang dan harmonis. Ketika kekuatan kejahatan menghancurkan dunia itu, namun pada akhirnya tindakan kepahlawanan anak singalah yang mengembalikan keharmonisan dunia. Sedikit banyak Kitab Wahyu adalah seperti cerita itu.

Banyak penulis buku dan film kartun menggunakan hewan untuk mengilustrasikan bagaimana manusia dan sekelompok manusia berkelakuan. Karena apabila seorang penulis mencoba menyampaikan sesuatu yang sensitif secara langsung, kita cenderung menolak atau melawan karena merasa diserang. Itu sebabnya mengapa Kitab Wahyu sangat berkuasa. Walaupun dituliskan tentang cerita hewan, namun bukan hewan jadi inti pembicaraannya. Isinya hampir seperti drama kartun tentang bagaimana sekelompok manusia berinteraksi, antara yang baik dan jahat. Dan bercerita tentang hubungan Tuhan dan umat manusia, dan bagaimana sejarah manusia akan berakhir.

Lalu mengapa kita menganggap Kitab Wahyu adalah buku yang susah dimengerti? Karena penulis menuliskan drama dalam Wahyu bukan dalam keadaan abad ke dua puluh satu, tetapi pada keadaan abad pertama, dan dituliskan untuk ketujuh gereja di propinsi Roma di Asia. Tuhan berbicara dalam bahasa mereka dan menguatkan mereka dalam situasi mereka masing-mas-ing. Tetapi dalam surat-Nya kepada mereka, Tuhan menciptakan gambaran yang dramatis yang akan teras memberikan inspirasi bagi umat-umat Tuhan selama hampir 2.000 tahun.

Tuhan, terima kasih karena Engkau telah berbicara kepada kami melalui hal yang dapat kamipelajari dan kami mengerti. Tolong kami untuk lebih mengerti maksud dan tujuan Tuhan di balik Firman-Mu.

No comments:

Post a Comment