"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; SEBAB ENGKAU TELAH MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU; DAN OLEH KEHENDAKMU SEMUANYA ITU ADA DAN DICIPTAKAN" (Wahyu 4:11).
Ada tiga pertanyaan filosofis terbesar dalam hidup. Yaitu: Mengapa kita ada di sini? Dari mana kita berasal? Ke mana kita akan pergi? Kita mengamati ketiga pertanyaan ini ada dalam Wahyu 4 dan 5, dan paling jelas diterangkan dalam ayat renungan kita hari ini.
Mengapa kita ada di sini? Untuk berpartisipasi dalam penyembahan yang berkelanjutan yang dipenuhi rasa syukur kepada Allah yang telah mencipta-kan kita.
Dari mana kita berasal? Kita berasal dari pikiran dan hati Tuhan, yang telah memberikan bentuk kepada pemikiran-Nya itu ketika Dia menciptakan kita.
Ke mana kita akan pergi? Kita akan pergi untuk hidup bersarna-Nya dalam alam yang penuh dengan kasih dan damai sejahtera.
Sungguh konsep yang sangat menyenangkan untuk dijalani. Wahyu dapat menggambarkan hal ini lebih baik daripada jawaban umum yang diberikan seseorang pada saat menjawab tiga pertanyaan di atas tadi. Dan kebanyakkan orang mungkin hanya mengangkat bahu mereka bila pertanyaan ini ditanyakan kepada mereka.
Tanpa wahyu atau penglihatan dari Tuhan, masa depan terlihat sangat kelam. Ilmu pengetahuan mengamarkan kita bahwa dalam waktu dekat tabrakan antara bumi dan komet atau asteroid kemungkinan besar akan terjadi, l'ada tahun 1908, sebuah meteor yang lebarnya hanya 50 meter telah mengakibatkan kerusakan ratusan hektar di Siberia. Kalau saja meteor yang jatuh berukuran sama seperti asteroid yang baru-baru ini melewati dekat dengan bumi, kerusakan yang ditimbulkan mungkin akan lebih besar lagi. Bahaya yang lain juga sedang mengancam kita, misalnya mutasi vinis dan senjata pembunuh massal. Dan walaupun kita selamat dari bencana-bencana itu, matahari akan meledak satu saat nanti, membentuk sebuah nova (cahaya seria panas yang besar) yang akan melelehkan planet-planet dan segala sesuatu yang ada di dalamnya sampai kepada intinya.
Banyak orang menganggap remeh sudut pandang Kristiani. Mereka tidak menyadari seberapa besar hal itu memberikan stabilitas dan makna terhadap hidup ini. Tanpa sudut pandang itu, makan dan minum, terjaga dan tidur, cenderung menjadi suatu rutinitas yang hampa tanpa makna.
Tuhan, tolong aku untuk bisa menghargai amaran-amaran yang telah Kau-herikan. Buka mataku untuk melihat tujuan utama dari keberadaanku di dunia ini. Biarlah hari ini aku dapat berguna bagi kehidupan seseorang.
No comments:
Post a Comment