Jika saudara/i meng-copy blog ini dan menaruhnya di blog/laman saudara/i, kiranya alamat blog ini dicantumkan untuk menghindari plagiat. Terimakasih.

Selasa 12 Maret 2013


"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di FILADELFIA..." (Wahyu 3:7).

Seperti diketahui kebanyakan orang Amerika, nama Filadelfia berarti kasih persaudaraan." Philadelphia, Pennsylvania, mendapat sebutan Kota Kasih Persaudaraan. Entah dari mana asal nama kota Filadelfia kuno, tapi orang-orang Turki di sana masih memperlihatkan karakteristik ini.

Kota Filadelfia terletak di kota modern Alashehir. Kali pertama kami ber-kunjung ke sana, saya merasa tidak fit. Jadi Saya berjalan menyusuri jalanan pada hari pasar, mengamati sekeliling saya, tetapi tidak ingin bicara atau terlibat dengan orang-orang. Tiba-tiba seorang pria bergegas ke arah saya dari balik sebuah kios sayuran. Tidak mampu berbicara Inggris, dia menunjuk kamera saya, lalu dirinya dan kios sayurannya. Dia ingin saya memfotonya. Saya lahu kebiasaan Timur Tengah seperti itu berarti "Engkau ambil fotonya, aku ambil baksheesh." Dengan kata lain, bila saya memfotonya maka saya akan membayar beberapa dolar. Dengan hati yang tak nyaman, saya tidak tertarik memfoto kios sayurannya. Tetapi saya berpura-pura, saya memfotonya, mengira dia akan tertipu.

Ketika saya selesai memfotonya, hal yang luar biasa terjadi. Dia membuat gerakan agar saya menunggu sebentar, mengeluarkan kantong kertas dan mengisinya dengan sayur-sayuran dari kiosnya, lalu menyerahkannya pada saya dan berkata, "Selamat datang!" Dengan senyuman dan lambaian tangan dia mengantar saya pergi. Saya benar-benar malu dengan sikap saya. Pada saat itu saya sadar bahwa itu adalah teladan yang luar biasa dari kasih persaudaraan yang melatarbelakangi nama kota tersebut.

Tidak lama kemudian keluarga saya beserta tiga mahasiswa menemukan sebuah restoran kecil, beberapa ratus meter dari pasar. Menu andalan mereka adalah roti keju dengan salad. Karena kami adalah vegetarian, kedengarannya itu hidangan yang sangat cocok untuk seorang pelancong. Kami mengawasi dengan takjub, saat koki mengolah potongan-potongan roti panjang, mengisinya dengan keju lokal, lalu menaruhnya dalam sebuah tungku dari batu bata. Makanannya lezat dan harganya hanya 5 dolar untuk kami berdelapan! Saya begitu tersentuh sehingga memberikan tip 25 sen sebagai tanda terima kasih. Karena anak-anak kadang-kadang lambat, kami meninggalkan para mahasiswa dan langsung menuju ke bus.

Para mahasiswa tiba 15 menit kemudian dengan hidangan roti keju yang lain. Rupanya pria itu begitu terharu dengan tip dari saya sehingga dia menyiapkan hidangan kedua bagi kami sebagai tanda terima kasih! Hal itu sangat membuat saya terharu. Kasih persaudaraan adalah hal yang luar biasa, yang mendatangkan sukacita bagi si pemberi maupun penerima. Saya tidak akan pernah melupakan kawan-kawan Turki saya!

Tuhan, aku ingin memperlihatkan kasih-Mu dengan cara memberikan diriku bagi sesama. Semoga Engkau menunjukkan makna kasih-Mu melalui aku.

No comments:

Post a Comment